Senin, 23 Desember 2013

Sedikit Pengalaman Menggelandang di Negeri Singapura


Bonjour  Agan agan, dalam kesempatan yang cukup sempit dan ngenes ini saya mencoba menulis kembali. Setelah sekian lama terombang ambing dalam kerasnya gelombang hidup, akhirnya saya memutuskan untuk melabuhkan kapal kegalauan saya ke blog ini. (versi puitis), hehehe.

Kali saya akan menulis tentang perjalanan saya ke negara seberang yaitu Singapura (ref poto: quand j’etait a singapore) dengan photo sedikit narsis tetapi tidak mengandung unsur anarkis, hehehe.


Kita mulai saja gan, dimulai dari aku dan kamu (versi gombal tingkat RT gan), perjalanan saya ke singapura bukanlah perjalanan yang sudah direncanakan sebelumnya. Perjalanan ini dimulai ketika saya ingin pulang ke kampung halaman setelah menyelesaikan kegiatan saya di Surabaya. Nah, seperti kegalauaan yang banyak dialami oleh banyak pemudik yang bermodalkan “Niat”, permasalahan tiket pulanglah yang menjadi batu hadangan. Dan beruntungnya karena modal niat ini jugalah akhirnya saya bisa jejak di negara yang terkenal dengan cerita “singapura di serang todak*” (todak adalah nama jenis ikan bisa di googling sendiri gan). Ikan ini bentuk badannya panjang gan dan bundar, mulutnya muncung gan, dan warnanya agak kebiruan. Kalau mau mancingnya pakai umpan ikan hidup gan, ngak usah pakai pemberat (curhat gan, maklum bakatnya jadi pemancing profesional gan, tapi kenyataannya jadi pemancing keributan gan), hehe.

Mulai serius gan!!!!! Ouh ya hampir lupa, sebagai latar belakang (kayak karya tulis),hehe perkenalkan nama saya alyuan atau bisa dipanggil Iwan, ANAK asli Kepulauan Riau (KEPRI), dan tentunya ANAK Ibu dan Bapak Saya, hehehe. Saya dilahirkan dan besar di pulau yang sangat terkenal dengan kejayaan tambang timahnya yaitu pulau SINGKEP. Masa kuliah saya saya habiskan di kota pahlawan surabaya.

Nah, to the point aja ya,,,sebenarnya………..(versi surat cinta jadul)…..Selesainya kegiatan saya di surabaya saya memutuskan untuk pulang kampung ke Singkep. Seperti peserta mudik umumnya, hal pertama yang harus dipersiapkan adalah media transportasi untuk pulang kampung. Hal ini sangat penting sekali terlebih lagi bagi pemudik modal “Niat” seperti saya. Kenapa saya menyebutnya dengan modal niat, karena dengan uang yang pas pasan hanya niatlah yang bisa diandalkan, hehehe…tapi sisi positifnya disini lah ilmu optimasi yang pernah menjadi tema skripsi saya diaplikasikan (hehehe sedikit lebay BOY), ..dengan sedikit mengaplikasikan ilmu Linear Programming, dimana Objective Functionnya adalah minimum cost (dengan biaya seminim mungkin gan) untuk pulang dari surabaya ke batam dan dari batam ke pulau singkep. Sedangkan konstrain atau batasannya adalah saya harus sampai di singkep dengan tepat waktu. Begitulah BOY bahasa matematisnya, tapi bahasa ekonomis praktisnya, ya pulang dengan SELAMAT dan HEMAT gan serta dapat tambahan jalan jalan, hehe. setelah meRUNNING rumusan linear programming ini maka dapat disimpulkan bahwa saya harus pulang lewat rute Surabaya-Singapura-Batam-Singkep. Dibandingkan dengan rute lainnya rute ini memberikan nilai effisiensi 15,73222% bla bla bla…..hehehe (gaya bahasa nulis tugas akhir gan).

Singkat cerita, dengan berbekal passport dan tiket pesawat serta kebutuhan pangan (Roti) sekedarnya sampailah saya di bandara juanda sidoarjo (tapi terkenalnya bandara Juanda Surabaya). Ouh ya, saya juga berterima kasih kepada mas Galih, sebagai transporter saya dari tempat saya tinggal selama berdomisili di surabaya ke bandara juanda.

Ceritanya dipersingkat lagi gan, sampailah saya di bandara Changi, dengan kata kata terakhir yang saya ingat yang diucapkan oleh pramugari “selamat dating di bandara change singapura, saat ini waktu setempat menunjukkan pukul ….suhu diluar saat ini…celcius dan kelembaban…..%” dan kata pamungkasnya, TERIMA KASIH TELAH MEMILIH TERBANG BERSAMA LION AIR…..(abaikan gan)….hehe
Langkah pertama saya lakukan sesampainya disana, yaitu langsung mencari ATM untuk mengambil uang. Kebetulan saya pakai bank MANDIR* yang mempunyai logo VISA, jadi saya langsung mencari mesin ATM yang mempunyai logo VISA. Bagaimana dengan kursnya?, sebelum kita mengambil uangnya maka muncul nilai kurs rupiah terhadap dolar singapura yang telah disesuaikan oleh Bank OCBC di Singapuranya, jika kita setuju maka uang langsung bisa kita terima. Jadi jangan takut pergi kenegara orang tanpa membawa uang yang berlaku dinegara tersebut. Langkah pertama yang dilakukan jika kita belum membawa uang yang berlaku ATM adalah solusi yang menurut saya terbaik.

Langkah kedua yang saya lakukan adalah mencari tempat penitipan barang, nah, dengan sedikit berspekulasi bahwa di pelabuhan harbour front terdapat tempat penitipan, maka saya berangkat ke pelabuhan harbour front. Untuk berangkat dari bandara Changi ke harbour front ada beberapa alternatif, salah satunya adalah TAXI, pilihan ini sangat dihindari terutama bagi traveller modal niat seperti saya. Solusi yang terbaik adalah naek transportasi public, karena selain murah juga terintegrasi. Lebih lagi di Singapura sangat terkenal dengan MRT nya (Mass Rapid Transport). Setelah menanyakan ke petugas MRTnya maka saya direkomendasikan untuk membeli tiket STP (Singapore Tourist Pass). Ada beberapa jenis tiket yang bisa kita beli di loket Passanger Service, tetapi di loket ini tidak menyediakan tiket STP, hanya tiket yang sekali jalan maupun beberapa kali jalan. Ouh ya, tiket STP ini tiket yang bisa digunakan untuk sepuasnya dalam 1 hari, dimulai dari jam 12 malam sampai habisnya 12 malam lagi. Jadi jika kita ingin seharian berkelana maka sebaiknya kita menggunakan tiket STP ini. Tiket ini bisa digunakan untuk semua jenis transportasi, LRT, MRT dan BUS, tetapi tiket ini tidak bias digunakan untuk pergi ke pulau sentosa, begitu sih keterangan yang saya dapat dari penjual tiketnya. Tiket STP dapat dibeli di ticket office. Harganya 10 dolar singapure, dan 10 dolar lagi buat jaminan, jadi kita harus bayar ke petugas 20 dolar. Jika telah selesai menggunakan tiket ini maka kita bisa menggembalikan tiket ini ke ticket office dan petugas menggembalikan 10 dolar ke kita.
Langkah ketiga yaitu mempelajari sistem transportasinya dan mencocokkan dengan tujuan wisata kita. Nah, setelah saya mengantongi tiket STP, saya langsung meminta peta jalur MRT pada petugas. Selanjutnya langsung saja tanpa pikir panjang, saya pergi ke harbour front sesuai dengan tujuan pertama saya yaitu mencari tempat penitipan barang (berat juga gan barang saya). Sesampainya di stasiun, berkat petunjuk yang ada di papan papan disekitar stasiun, saya diarahkan menuju ke suatu tempat penitipan bagasi. Nah untuk menitip barang kita hanya butuh passport aja utuk menitipkan barang dan tentunya bayar 3,2 dolar singapure per 3 jam penitipan.

Setelah menitipkan barang saya menggelandang jalan jalan di Singapura, tempat pertama yang saya ingin kunjungi adalah Merlion Park (tempat terdapatnya patung singa nyemprot) yang menjadi ikon singapura. Selanjutnya, tempat yang saya cari adalah mesjid. Setelah berputar putar di stasiun MRT raffles place, akhirnya saya menemukan mesjid yang terdapat dibawah gedung megah UOB. Mesjid ini didesain berada dibawah tanah seperti layaknya konsep parkiran di mall mall. Fasilitas di mesjid ini cukup bagus dan saya juga menyempatkan mengisi perbekalan minuman saya dari air minum yang tersedia di mesjid tersebut. Jadi kalau mau ke Mesjid ini cukup mengikuti putunjuk yang ada di stasiun MRT raffles place.

Selanjutnya, saya jalan jalan ke Orchard Street, konon katanya di tempat ini terjadinya negoisasi antara koruptor gayus tambunan dan petugas yang membujuk sang maestro untuk pulang ke Indonesia. Nah, tempat ini sangat ramai sekali pengunjungnya, ada yang bilang tempat terjadinya transaksi ekonomi internasional. Tetapi dari sudut pandang saya sebagai orang awam, tempat ini sekilas hanya jalanan saja. Akan tetapi yang membedakan tempat ini adalah terdapatnya butik butik kelas dunia dan seniman seniman jalanan yang berkelas.

……….Dan akhirnya karena hari sudah beranjak malam, saya putuskan untuk kembali ke stasiun harbour front untuk pulang ke batam dan tidak lupa untuk menggembalikan kartu STP untuk mendapatkan kembali 10 dolar singapura saya (lumayan gan). Harga satu tiket untuk satu kali jalan dari harbour front singapura ke pelabuhan Batam centre adalah 25 dolar singapure.
Konsep harbour front ini menurut saya menggabungkan pusat belanja dan transportasi. Seperti hal nya di Indonesia yang kita jumpai setelah pelabuhan tentu adalah pasar atau pusat belanja. Tetapi di singapura sangat tertata rapi dan terintegrasi.

Banyak hal yang bisa kita pelajari dari negara adidaya di asia tenggara ini. Dari sistem transportasi, pariwisata, dan konsep perekonomiannya. Benar benar negara yang maju. Apa karena SDA yang berlimpah ruah seperti indonesia? Atau karena luasnya daerah singapura? Atau karena SDM nya yang pintar pintar dan visioner?. Masalah ini tentunya masalah komplek. cara mudahnya kita bisa mempelajari secara histori perkembangan ekonomi negara ini, sosio ekonominya maupun politik ekonominya.

Satu yang bisa saya petik adalah SDM lebih menentukan dari SDA. SDA yang melimpah tanpa adanya SDM yang berkualitas, hasilnya adalah negara yang terbuai oleh sejarah kejayaan. Sedangkan SDM yang berkualitas dengan SDA yang terbatas menghasilkan negara adidaya.

Indonesia kaya akan SDA adalah mata pelajaran anak SD yang menjadi dongeng indah semasa jaman saya masih ingusan. Sementara SDM yang berkualitas moral dan intelektual di indonesia adalah cerita khayalan tingkat gubernur dan kepala negara dalam berkampanye. 

Selasa, 03 Desember 2013

Prinsip  Pembangkit Energi Tenaga Arus Laut atau Sungai (Agan’s Version)


sumber [www.kaskus.co.id]
Bonjour Agan2, kali ini saya akan sharing sharing menurut pandangan ane mengenai pembangkit listrik tenaga arus laut. Mohon maaf kalau tulisannya masih kurang bagus, Maklum beginner gan.,.hehe,,,.
Langsung aja gan……

Alkisah,….(Versi serius) Energi merupakan kebutuhan mutlak untuk setiap makhluk hidup, terutama manusia. Bayangkan saja apa yang bisa tubuh lakukan tanpa energi?. Energi yang digunakan oleh tubuh kita sebagian besar berasal dari makanan yang kita makan sehari hari. Kemudian dari energi ini kita bisa berolahraga, belajar dan banyak kegiatan lain yang bisa kita lakukan. Sebenarnya kegiatan yang kita lakukan sehari hari adalah ilustrasi dari siklus energi. Sederhananya begini, Pangan (Sumber energy) menjadi Energi melalui pembakaran ditubuh (diolah oleh tubuh) kemudian menjadi energi gerak (kegiatan sehari hari). Nah, itu merupakan siklus energi yang terjadi dalam tubuh kita, begitu juga yang terjadi pada mesin mesin pembangkit energi lainnya. Contohnya pada mesin diesel, mesin diesel kita analogikan sebagai tubuh kita, bahan bakar kita analogikan sebagai sumber makanan dan tang terakhir gerak torak atau ditranslasikan menjadi putaran shaft dianalogikan sebagai gerak kita.

Dari analogi ini kita bisa lebih jauh mengaplikasikan yang namanya “Hukum kekekalan energi” yang bunyinya “ energi tidak bisa diciptakan dan juga tidak bisa dimusnahkan, hanya bisa diubah bentuknya” tetapi menurut saya hukum ini kurang beradaptasi dengan keadaan sekarang ini. Seharusnya hukum ini perlu dilakukan penambahan yang bunyinya menjadi “energy tidak bisa diciptakan dan juga tidak bisa dimusnahkan, hanya bisa diubah bentuknya dan diperjualbelikan” hehehe.

Lanjut gan…, ada banyak sumber energi didunia ini gan, contohnya BBM, gas, batubara, nuklir, air (secara horizontal maupun vertikal), kayu api (tradisional gan), bahkan Indom*e gan (sumber energi anak kos gan, hehehe). Yang terakhir jangan ditanya mengapa gan?, mungkin sudah takdirnya, hehe.

Nah, disini ane mau bahas mengenai sumber energi dari air gan. Maksud energi air disini ialah energy air yang bergerak gan. Ada berbagai macam jenis air yang bergerak gan, menurut ane ada gerak vertical, ada gerak horizontal dan gerak mutar mutar gan. Nah, untuk sumber energi dari air yang bergerak vertical contohnya adalah air terjun gan, untuk horizontal adalah air arus sungai ataupun laut dan untuk yang mutar mutar menurut ane adalah pertemuan antara dua aliran gan aliran laut dan sungai (bukan aliran sesat dan menyesatkan gan), hehehe.

Nah tentu muncul pertanyaan, bagaimana merubah sumber energi ini menjadi bentuk energi lainnya. Jadi intinya kita membutuhkan alat untuk merubah sumber energi menjadi bentuk energi lainnya. Misalnya untuk air terjun, dengan menggunakan kincir air. Jadi prinsipnya begini gan air terjun menghantam sudu sudu turbin sehingga turbin berputar, dari putaran ini kemudian digunakan untuk memutar generator (untuk merubah jadi energi energi listrik). Sedangkan kalau ngak butuh listrik, gerak turbin yang dihubungkan dengan poros bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan misalnya untuk memompa air irigasi sawah, dll.

Nah, bagaimana dengan prinsip pemanfaatan energi tenaga arus laut. Prinsipnya saya seperti pembangkit listrik tenaga angin. Hanya bedanya saja pada medianya, kalau kincir angin memanfaatkan media angin nah kalau di laut memanfaatkan dari arus laut.

Pada tulisan ini pembangkit listrik tenaga arus laut menggunakan konsep baling baling (hydrolien bahasa perancisnya)….. .Untuk menganalogikan adalah dengan membuat simulasi sederhana, sesederhana SILET, hehe. Nah, ketika kincir angin atau baling baling mendapat gaya dari angin secara horizontal maka baling baling ini akan berputar. Mengapa bisa berputar ? nah, ini bisa dijelaskan dengan konsep aerodinamika, ketika suatu foil dikenakan suatu kecepatan aliran maka akan timbul Lift dan drag. Oleh karena bentuk baling baling bukan datar (plat) artinya antara bilah bilah di pangkal sampai di ujungnya berbeda atau bahasa teknisnya bilah mempunyai pitch, maka baling baling bisa berputar. Gaya lift/drag dari pangkal sama ujung bilah berkontribusi dengan penjelasan konsep bahwa lift tegak lurus dengan arah datangnya kecepatan anginnya sedangkan drag adalah paralel. Dengan menjumlahkan banyaknya lift/drag (dari pangkal sampai ujung nya baling baling) maka gaya ini akan membuat baling baling berputar. Dari putaran ini (menghasilkan torsi) kemudian dimanfaatkan untuk menggerakkan poros generator untuk menghasilkan listrik. Begitulah secara kasarnya konsep pembangkit listrik tenaga arus laut.

Perlu diingat bahwa, pembangkit listik tenaga arus laut baling balingnya didesain setipis mungkin artinya dragnya sekecil mungkin sehingga memperbesar nilai ratio lift/drag (Cl/Cd). Makanya desain pembangkit listrik tenaga arus laut menggunakan baling baling yang mempunyai nilai Chord (kecil).


sumber:[www.mgi.esdm.go.id]
Setelah listik dihasilkan kemudian yang diperlukan adalah batere untuk menyimpan listrik yang udah dihasilkan. Hal ini dikarenakan arus laut yang terdapat tidak mengalir secara terus menurus dengan kecepatan yang sama, sehingga akan terjadinya naik turun daya yang dihasilkan. Untuk itulah kita perlu menyimpan daya yang dihasilkan tadi kedalam batere. Nah, jika kita menggunakan listrik ini keperluan rumah tangga yang berada di onshore sedangkan unit pembangkit berada di offshore maka yang diperlukan adalah proses transmisi. Nah untuk proses transmisi maka kita membutuhkan transformator step up dan step down. Step untuk meningkatkan tegangan sehingga memudahkan untuk menempuh perjalanan dari unit ke onshore. Selanjutnya tegangan tadi diturunkan dengan menggunakan trafo step down. Karena dirumah rumah masyarakat umumnya menggunakan 220 volt. (untuk masalah listrik ane kurang begitu mengerti gan, sorry yam jadi penjelasaanya begitu saja), hehehe.

Semoga Bermafaat untuk kita bersama sama, Jika agan agan ada koreksi atau pengen sharing sharing silahkan saja,….Au revoir

           

      

Senin, 09 September 2013

BERBAGI PENGALAMAN SELAMA KULIAH DI PERANCIS PART 3


Pict 0. Pembukaan gan (Ouverture)

Bonjour, agan2/teman2 semua, kali ini ane kembali menulis atau lebih tepatnya sharing pengalaman ane selama kuliah di Negeri Perancis, tepatnya saya akan membagi pengalaman saya dalam menjalani hidup sehari hari terutama dengan adaptasi terhadap lingkungannya (secara fisik gan bukan interaksi sosialnya). Tentunya saya menulis dari pengalaman ane selama hidup di kota tempat ane menuntut ilmu, Brest [ref: Tante Google Map]. Baiklah tanpa mempersingkat waktu lagi (model pidato jaman jadul gan sewaktu belajar bahasa indonesia, hehehe), langsung aja kita bahas dalam #EPISODE 576 kali ini (kayak sinetron *Tukang Bubur Naek Haji*) gan, Hehehe…..

PERANCIS NEGARA 4 SAISON

Tout d’abord (pertama tama), Lingkungan disini maksudnya ane akan membahas dari terawangan phenomena alamnya (berat gan bahasanya). Seperti ciri ciri negara negara eropa lainnya (kecuali Skandinavia) yang beriklim Subtropis, Perancis memiliki 4 musim, yaitu musim musim Dingin (Hiver), Semi (Printemps), Panas (l’été), dan Gugur (Automne). Hal ini berbeda dengan Indonesia gan yang notabene dilalui garis khatulistiwa, sehingga hanya memiliki 2 iklim. Tentu timbul PERTANYAAN, yang harus di jawab dengan PERNYATAAN yang baik dan benar, hehehe

Pertanyaan : Mengapa Bisa begitu?

Jawaban :  Jawabannya adalah karena bumi berevolusi pada matahari dengan kemiringan (poros  eklipstika) 23,5 derajat (lihat pict 1). Revolusi ini memakan waktu 1 tahun, sehingga dalam waktu 1 tahun di belahan benua yang jauh dari garis khatulistiwa (sekitar KU  dan KS) mengalami 4 musim (4 posisi relatif terhadap matahari).
Tetapi sebenarnya di Indonesia lebih banyak musimnya dibandingkan negara negara lainnya, ada musim rambutan, durian, duku, dan lain lain n musim banyaknya *n= jumlah buah2an di Indonesia, hehehe. 


Pict 1 ilustrasi pergantian musim di Eropa [ref:http://aristalinda.blogspot.com]


On va commencer, Untuk lebih mudahnya, baca gambarnya dimulai dari posisi relatif bumi paling kiri (awal musim dingin).
Nomenclature (sok gaya ilmiah gan), hehehe
KU : Kutub Utara
KS : Kutub Selatan

Pertama tama kita ambil satu posisi misalnya posisi bumi di paling kanan (musim panas). Nah, secara geografis benua eropa berada pada posisi mendekati Kutub Utara sehingga pada posisi ini bagian bumi kutub utara seolah olah mendekati ke matahari gan. Oleh karena itu, pada kondisi dan posisi ini benua/negara di kawasan kutub utara mengalami musim panas. Sebaliknya, negara negara di kawasan Kutub Selatan misalnya Australia, mengalami musim dingin. Nah, begitu kurang lebih penjelasannya gan, dan untuk phenomena alam lainnya misalnya ada salju, adanya pohon berguguran, dan bersemi penjelasaanya dapat dibeli di took took terdekat gan.   

DAYLIGHT SAVING TIME (DST) atau “maju-mundurnya” waktu

Selain adanya musim2an di Eropa, juga ada namanya daylight saving time (DST). Kalau bahasa awamnya sih, “maju-mundur” nya waktu. Jadi begini ceritanya, pada musim semi sampai musim panas di benua eropa (studi kasus: perancis), waktu mengalami perbedaan 5 jam lebih lama dibandingkan dengan Indonesia (misalnya di perancis jam 12 siang, maka di indo jam 5 sore dihari yang sama). Sebaliknya di awal musim gugur sampai akhir musim dingin perbedaan waktunya bertambah menjadi 6 jam. Hal ini dilakukan [menurut referensi yang saya baca] untuk mengadaptasi dengan jam kerja dan sekolah (dan kegiatan2 lainnya). Pada musim semi-panas siangnya lebih panjang sehingga di majuin 1 jam dari waktu di musim gugur sampai akhir musim dingin (atau dikurangi 1 jam dari perbedaan waktu di Indonesia menjadi 5 jam).

Nah, karena adanya phenomena ini, saya mengalami pengalaman yang boleh dibilang menarik sedikit lucu, hehehe. Pada saat pergantian musim dari musim dingin ke musim semi (21 maret 2013) hari kamis tepatnya, saat itu saya tidak tahu bahwa  waktu telah dimajukan 1 jam, otomatis biasanya jam 7 pagi menjadi jam 8 pagi. Biasanya saya bangun jam 7 pagi, sedikit “mandi” dan langsung pergi ke kampus, butuh waktu kurang lebih 30 menit untuk sampai di kampusnya. Jadi sampainya jam 7.45 dan menyempatkan untuk minum kopi terlebih dahulu yang di jual di “mesin penjual” dan sambil membaca  gambar di koran lokal gan (soalnya belum paham sepenuhnya tulisannya), hehe.., dan kuliah biasanya dimulai pada jam 8.10 pagi. Nah, pada saat itu karena adanya DST, sesampainya di kampus saya bingung dalam hati berkata “kok pagi pagi udh ramai” dan salah seorang teman mengatakan “pourqoui tu est en retard”?  “ah, bon” kemudian dia menjelaskan tentang DST dan saya hanya tersenyum malu..hehehe. Jangan ditiru ya!!!!.

Ane Alhamdulillah sudah melewati 1 tahun disini gan, saya sudah merasakan ke 4 musim tersebut. Jadi disini ane mau sharing2 sama agan agan terutama yang berkesempatan dapat berkunjung ke perancis maupun yang akan (aamiin).

MUSIM GUGUR (23 September – 21 Desember)

Pertama tama ane memulainya dengan musim gugur (selain bismillah tentunya), tepat pada tanggal 21 september ane dan teman ane sampai di Brest, tepatnya hari jumat, selang beberapa musim gugur telah tiba. Sesuai namanya musim gugur, musim ini tandai dengan bergugurannnya daun daun pepohonan. Jadi yang kelihatan hanya rantingnya saja. Suhu pada saat itu sekitar 10-15 derajat celcius. Cukup dingin untuk ane sebagai manusia “berdarah panas” gan. Jadi kalau mau keluar rumah menggunakan jaket tebel. Jangan ditanya berapa lapis gan, entar jawabannya “ratusan” [iklan wafer t*ngo].. hehehe. Tetapi kalau untuk beraktifitas didalam rumah, tidak perlu menggunakan jaket, karena biasanya setiap rumah telah disediakan pemanas ruangan (chauffage/heating). Keberadaan jaket sangat penting sekali gan. Dan sebagai tambahan pada musim ini siangnya pendek gan, sebagai bayangan, sholat shubuhnya jam 08.30 pagi dan sholat magribnya jam 05.20 gan. 


Pict 2. suasana menara eiffel Kota Paris pada musim gugur gan (lihat pohon2nya ngak punya daun gan, kayak eiffel),hehe


Pict 3. suasana kota quimper (bersebelahan dengan kota Brest) dimusim gugur

Pict 4. suasana musim gugur di Kota Brest gan 

MUSIM DINGIN (22 Desember – 20 Maret)

Nah, tentunya agan agan udah tau salah satu ciri2 dari musim dingin selain suhunya dingin yang mencapai (-2 sampai 5 derajat), juga ditandaii dengan hadirnya salju. Pada saat musim dingin salju melanda negara negara di Eropa, bahkan salju di kategorikan sebagai suatu bencana. Tentunya berbeda dengan di Indonesia. Salju adalah harapan yang tak kunjung datang. (kecuali dirumah agan agan ada kulkas). Selama di Brest,tempat ane, salju hanya turun 3-5 kali selama musim dingin. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya adalah factor geografis, dimana brest adalah kota yang terletak bersebelahan dengan laut.

Tapi menurut ane yang  paling menarik musim dingin ya (soalnya ada saljunya), hehe, jadi atas dasar itu saya tampilin photos musim dinginnya yang banyak, hehehe. (mohon maaf ya gan).       



Pict 5 suasana musim dingin + salju di taman Kota Brest gan (lagi nunggu seseorang gan, hehe)
Pict 6. suasana dilihat dari dalam Kamar ane gan pas lagi ada salju (jangan salah fokus gan) hehehe
 Pict 7. Suasana Residence ane gan pada saat salju turun (orangnya pada didalam ane maen diluar gan)

MUSIM SEMI (21 Maret – 20 Juni)


Musim semi adalah musim dimana bunga bunga mulai berkembang, aroma daun daun muda mulai menyapa pagi dan senja, dan burung burung pun mulai bernyanyi dengan nada sedikit tinggi (mendadak puitis gan), hehehe,..sebenarnya ngak segitu amat gan suasananya, biasa biasa aja, suhu udara berkisar antara 15-19 derajat celcius gan. Kadang kalau lagi hujan suhunya bisa drop menyapai 10-8 derajat gan, juga sering turun hujan. Jadi siap siap pakai jaket anti air dan anti angin sekaligus ada tutup kepalanya. Berikut photo2 pada saat musim semi gan. 


Pict 8. Pohon sakura gan di pinggirnya residence tempat tinggal saya (sakura imitasi gan, hehe)
Pict 9. Jangan ditanya gan apa jenis bunganya, ane ngak tau

Pict 10. Nah kalau ini ane tau gan nama bunganya (Bunga Ditepi Jalan Namanya gan), hehe

MUSIM PANAS (21 Juni – 23 September)

Musim panas seperti namanya gan, suasananya serba panas gan (baik dari sudut thermometer suhu dan termometer mata gan). Suhu bisa menyampai 32 derajat celcius. Dan waktu siangnya cukup panjang sebagai contoh, sholat shubuh dimulai jam 05.00 dan sholat magrib jam 22.00 malam gan.  Kebetulan pada saat musim panas bertepatan dengan datangnya bulan suci ramadhan, jadi kami puasanya cukup berat gan, tapi alhmdlh bisa puasa penuh gan. Mudah2an pahalanya berkah. Biasanya musim panas adalah musim yang paling ditunggu tunggu oleh penduduk, karena pada musim panas, dilengkapi dengan berakhirnya tahun ajaran (sekolah maupun universitas). Jadi banyak keluarga menghabiskan waktunya dengan berkunjung ke pantai dan piknik, dan mengunjungi tempat tempat lainnya bahkan keluar negeri. Biasanya kalau untuk universitas liburnya sekitar 2-3 bulan dan untuk karyawan dikantor biasanya libur 1-2 mingguan. Dan tidak beruntunganya, ane ngak dapat libur gan, soalnya anel agi riset buat thesis ane, tapi Alhamdulillah akhirnya selesai juga.

Dan yang paling menariknya lagi pada awal musim panas sampai sekitar 1 bulanan, semua pusat perbelanjaan melakukan diskon besar besaran (soldes namanya gan). Jadi, rata rata orang disini biasanya banyak membelanjakan uangnya di saat soldes ini. Ane juga salah satu korban soldes ini gan. Jadi selain kegiatan wisata dan jalan2 musim panas juga ajang belanja belanja gan, apalagi buat cewek yang hobbynya shopping. Berikut photo saat musim panas di kota ane gan

Pict 11. Ini ane lagi menikmati musim panas gan, jalan jalan ke sirkus ditepi pelabuhan kota Brest Gan
Pict 12. Ini ane Bingung gan apa nama permainannya, Sebenarnya buat anak anak gan, jangan ditiru ya

Pict 13. Suasana di kebun botaniqal Brest Gan (Jardin Botaniqal), sama teman teman gan

Itulah gan pengalaman ane selama menjalani 4 musim di negara orang perancis. Semoga ane dapat menulis dan berbagi pengalaman ane selanjutnya dalam tulisan berikutnya.

Selamat menikmati dan terima kasih telah berkunjung.

Salam,

Alyuan Dasira 

Sabtu, 03 Agustus 2013

BERBAGI PENGALAMAN SELAMA KULIAH DIPERANCIS PART 2

Bonjour a tous.......

Seperti yang saya janjikan pada album yang pertama [baca: postingan] hehe…Kali ini saya akan berbagi pengalaman tentang kuliah saya di Perancis. Sebut saja nama saya alyuan (seperti di Koran Koran criminal), saya adalah seorang mahasiswa master (S2) dengan bidang hidrodinamika kapal di salah satu universitas di perancis, tepatnya di ENSTA Bretagne. Bretagne adalah kawasan/region baratnya perancis, ada beberapa kota yang termasuk dalam kawasan Bretagne ini, salah satunya adalah Brest, dan salah duanya adalah Rennes (Ibukotanya Bretagne). Sebagai gambaran, kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam dengan menggunakan TGV (Kereta cepatnya Prancis, 11-21 lah sama keretanya Mutiara selatan jurusan Surabaya- jakarta), saya hanya punya sedikit referensi tetang kereta di Indonesia jadi harap maklum. Jadi, kalau dari ilmunya fisika [motif: gaya, hehe], kita dapat menghitung berapa kecepatan kereta tersebut jika jarak antara Paris-Brest adalah kurang lebih 600 Km (referensi: distance2ville.com)?, dengan menggunakan persamaan jarak dan kecepatan v = s/t , maka kita dapat menentukan kereta bergerak rata rata dengan kecepatan 120 Km/Jam.

pict 1. ini gan gambaran jelasnya posisi Brest dari Paris

pict 2. ini gan penampakan spot spot yang menarik di Brest 

To be continued…..ouh ya di negara perancis, untuk jenjang master (S2) dibagi menjadi 2 program, yaitu Master Research dan Master Professional. Pembagian ini berdasarkan dari masing masing tujuan program, master research bertujuan untuk mencetak researchers yang dipersiapkan untuk meneruskan ke jenjang berikutnya (program doctorate/S3) sedangkan program master professional lebih bertujuan untuk mencetak para professional yang siap bekerja di perusahaan, konsultan2 maupun bekerja sendiri. Jadi, jika teman teman ingin atau punya niat setelah S2 untuk melanjutkan ke S3 disarankan untuk mengambil program master research, karena biasanya sistemnya parallel dan lebih mudah untuk masuknya. Singkat cerita, saya kebetulan merupakan mahasiswa program master research (tapi kebanyakan researchnya di FB hehehe). Selain itu yang membedakan program master disini dan di Indonesia, disini jenjang S2 dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahun pertama (master 1) dan tahun kedua (master 2). Biasanya mahasiswa yang hanya lulus seleksi master 1 yang bisa melanjutkan untuk master 2. Jadi, tidak semua mahasiswa master 1 bisa melanjutkan ke master 2.

pict 3. ini gan kondisi kampus ane (mahasiswa militernya melakukan lagi upacara gan) [ENSTA Bretagne]

Okey, sekarang kita fokus di kegiatan kuliah saya. Sebelumnya saya sangat tertarik dengan bidang teknik, apalagi teknik kemaritiman atau bahasa umumnya teknik yang ada hubunganya dengan rancang bagun kapal, dan system sistemnya serta bangunan apung lainnya. Pada kesempatan kesempatan berikut akan saya jelaskan, mengapa indonesia harus mempunyai researcher2 atau engineer2 yang berbasiskan pada bidang ilmu ini (di tunggu ya gan album berikutnya “ beli sampul album dapat isinya”hehehe).

Tahun ajaran baru (rentree bahasa perancisnya) selalu di mulai pada bulan September untuk setiap tahunnya. Jadi untuk agan agan yang mungkin berkesempatan untuk menuntut kuliah di Perancis di Usahakan untuk datang sebelum bulan September, jadi lebih mudah untuk beradaptasi di medan perang. (berat gan ceritanya….). walaupun ada beberapa kampus yang mulainya di bulan bulan setelahnya. Kuliah disini sistemnya hampir sama di Indonesia, yaitu dengan menggunakan system kredit atau SKS lebih dikenalnya. Untuk menempuh Master 2, saya harus melewati 60 kredit dibagi menjadi 2 semester. Bisa dibayangkan gan betapa beratnya kuliah, sebagai gambaran saja untuk di Indonesia batas maksimum untuk setiap semesternya adalah 24 sks tiap semesternya. Semester 1 lebih banyak dihabiskan pada perkuliahan di kelas dan praktek. Jadi selain perkuliahan dikelas juga sesi praktek (travaux pratiques) dan sesi tugas (travaux diriges).

Pada sesi perkuliahan, seperti biasanya kuliah, dosen menerangkan kita mendengarkan, sebagai info aja gan, di perancis umumnya perkuliahan menggunakan bahasa Perancis gan, mereka sangat terkenal fanatik dengan bahasanya sendiri gan. Jadi sebelum benar benar siap bertempur, siapkan dulu mateng mateng gan bahasanya, kalau ngak bisa tertembak musuh gan. Di sarankan untuk belajar bahasa perancis, mendengar audio dari orang perancisnya langsung gan yang ngomong, biar lebih berasa nikmatnya.,hehehe. Pada sesi kuliah praktek (travaux pratiques) kuliah lebih banyak mendatangkan dosen dari perusahaan yang kompeten dibidangnya (contohnya saja dibidang saya dari BV (biro klasifikasinya perancis), Saipem (perusahaan manufacture offshore (mohon kroscek gan) miliknya Italia), MARIN (rujukan propeller/baling baling kapal dunia gan kantornya di wageningen, Belanda), dan banyak lainnya. Jadi dalam sesi ini biasanya kampus mendatangkan alumni  yang telah bekerja di perusahaan besar tersebut gan, alumni ini sekaligus sebagai instruktur dalam kerja praktek. Instruktur ini menerangkan salah satu software untuk kalkulasi ataupun untuk analisa pada sesi kuliah gan. Misalnya saja software untuk menghitung tahanan kapal, untuk menghitung manuvering kapal, untuk menghitung gelombang permukaan, dan banyak lagi lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu (motif nulis kata pengatar di buku Tugas Akhir, hehe). Selanjutnya mahasiswa harus mengerjakan tugas yang telah dipersiapkan oleh instruktur, misalnya mengerjakan studi kasus. Outputnya adalah mahasiswa harus bener bener mengerti baik secara theoritis maupun praktis yang dituangkan dalam laporan. Biasanya laporannya di kumpulkan via email ke intruktur setelah 1 minggu berjalan, dan instruktur membuat feed back pada tugas yang dikerjakan sekaligus memberikan nilai. Pada sesi praktek ini selain mengundang alumni/instruktur di kampus, juga berkesempatan mengunjungi pusat pusat riset untuk melakukan kuliah praktek. Alhamdulillah ane, berkesempatan kuliah praktek selama 3 hari di essais de basin (kalau diartikan : kolam percobaan), tentunya yang di coba model model kapal gan sebelum kapalnya di bangun dan diluncurkan. Selama 3 hari saya melakukan kuliah praktek dengan hydrodynamic tunnel (sejenis tabung tunnel yang digunakan untuk menganalisa tingkah laku hidrodinamika propeller/baling baling kapal), kolam percobaan/ essais de bassin val de reuille (kolam yang digunakan untuk menguji olah gerak kapal, tingkah laku kapal terhadap gelombang tentunya dengan model/ [baca model: menggunakan persamaan reynolds])  dan yang terakhir adalah dengan mendengarkan pemaparan dari direktur risetnya mengenai riset riset terbaru di pusat riset dibawah departemen pertahanannya negara perancis. Ane merasa bersyukur gan, bisa mengakses tempat tersebut, dimana ane masih dapat melihat langsung kapal perang induknya perancis di uji coba (charles de gaulle) atau bahasa perancisnya (port avions). Selain sesi TP (travaux pratiques) juga terdapat sesi TD (travaux diriges), pada sesi ini dosen dan mahasiswa daling berdiskusi untuk memecahkan soal soal yang telah di siapkan oleh dosen tersebut dan biasanya mahasiswa 1 minggu sebelum TD telah di berikan soal untuk dikerjakan di kost masing masing. Dan tambahan juga, karena bidang saya merupakan master research, tentunya pada semester 1 saya harus menyelesaikan riset selama 1 semester, kebetulan supervisor saya bidangnya adalah propulsi kapal jadis aya mengambil subject tentang propulsi kapal. Judul riset adalah “Energy Efficiency Analysis of Trawlers (Case Study: Indonesian’s Trawler)”. Setiap riset outputnya adalah laporan dan diakhiri dengan presentasi oral pemaparan tentang riset kita yang telah dibimbing didepan dewan juri. Alhamdulillah saya telah melewati tahap ini gan dengan cukup baik pada bulan maret kemaren.


pict 4. ini gan laporan riset yang ke-1 ane dibawah bimbingan supervisor tentunya...hehe

Pada semester 2 dengan beban kredit yang hampir sama dengan semester 1, tetapi berbeda dalam penerapannya. Pada semester 2 ini mahasiswa melakukan stage (atau magang) diperusahaan2 atau lembaga riset untuk menyelesaikan riset/penelitian diperusahaan tersebut selama kurang lebih 6 bulan lamanya. Kebetulan saya melakukan magang di lab kampus saya dengan dibimbing oleh supervisor yang sama dengan riset saya yang pertama, beliau sangat expert sekali di bidang hydrodinamika terutama masalah baling baling kapal. Beliau sebelum menjadi dosen pernah menjabat sebagai kepala peneliti di essais de bassin val de reuille yang saya ceritakan tadi, tepatnya di lab hydrodynamic tunnel. Okey, kembali kecerita, hari hari saya lalui dengan melakukan riset dimana jadwal stagenya dimulai pada pukul 09.00-17.30, tapi karena sungkan dengan dosen saya tak jarang  saya pulang sampai jam 20.00 menunggu dosen saya pulang, hehehe, (biar keliatan rajin gan, hehe). Nah bagi saya itu udah biasa, soalnya selama di kampus ITS, malahan saya jarang pulang ke kost, alias nginap di lab. adapun judul riset yang ke-2 ini adalah “Improvement of Energy Efficiency in Fishing Ship Using Energy Saving Device” adalah pengembangan dari riset saya yang ke-1 gan. Saat ini saya tengah mempersiapkan laporan riset buat di sidangkan pada tanggal 6 september nanti gan, mohon doanya gan. (puasa kan gan?, makanya doa kan ya, biar tambah pahalanya.,hehehe).



pict 5. ini gan gambaran riset ke-2 ane, semoga sukses, aamin..

Cerita ini hanya sekedar berbagi pengalaman aja gan, bukan bermaksud lain. Sekiranya bermanfaat dan jika ada hal yang ingin ditanyakan dan diskusikan saya siap gan untuk berbagi selagi saya bisa. Singkat cerita tunggu album selanjutnya gan (part 3), tapi saya belum ada ide buat nulis apa gan. semoga bermanfaat sharingnya yaaa...


Salam,
Pak Cik Alyuan Dasira

                     

Kamis, 18 Juli 2013

[Just4sharing] BERBAGI PENGALAMAN SELAMA KULIAH DI PRANCIS (PART 1)

[BASED ON PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI SEORANG MUSAFIR PENDIDIKAN, HEHE], hehehe
Sebelumnya tidak pernah terbayangkan dibenak saya untuk kuliah di negeri yang kebanyakan orang bilang “Romantis”, Perancis. Negerinya Napeleon negeri yang identik dengan “la tour Eiffel” (sejenis SUTET). 

Langsung aja ke TKP, alkasih ..eh salah, alkisah, tepat pada bulan September 2012, tepatnya tanggal 21 september, saya dan kawan kawan dari FastTrack ITS, untuk pertama kalinya menjejakkan kaki di Prancis, tepatnya di bandara internasional CDG (charles de gaulles), paris. Terima kasih kepada “MAS” nya (Malaysia air lines) dan nasi lemaknya hehe. (kebetulan pada saat di pesawat salah satu menu yang ditawarkan adalah nasi lemak, menu favorit saya). Lanjut?????...(kata sang vokalis). Setibanya di Bandara, perasaan bercampur aduk, antara senang dan perasaan seperti “anak hilang”. Senangnya karena pertama kali liat negara perancis dan menghirup udara perancis (versi lebay), galaunya karena belum tau harus kemana dituju. 


Singkat ceritanya, sekitar sorenya kami menuju ke kantornya CROUS (biro yang mengurus mahasiswa asing di Prancis), tapi sebelum sampainya di sana ada sedikit cerita yang menarik dan masih berkesan sampai sekarang. Okok, kita mulai saja, Sebelumnya saya tidak percaya yang namanya “Jet Leg” (karena biasanya naek pesawat yang waktinya relative singkat kali ya..hehe)…nah, akhirnya saya merasakan nya sendiri, setelah 14 jam didalam pesawat, setibanya di Bandara, perasaanya seperti hilang rasa. Tas punggung yang seberat 5 Kg yang saya kenakan rasanya sama aja antara dikenakan atau tidak, alhasil, saya pun harus mencari cari tas saya yang “ketinggalan” sewaktu saya dan teman teman mengurus segala sesuatu untuk langkah selanjutnya dari bandara. Terima kasih kepada teman teman yang telah membantu saya menemukan tas beharga milik saya, terutama buat mas Bagus Ansori (semoga jalan menuju doktoratnya (S3) lancar, amin). Akhirnya, tas saya pun ditemukan, ditempat barang hilang, yang ditemukan oleh petugas. Tanpa banyak prosedur (hanya mencocokkan identitas saya dan dokumen yang ada ditas saya), tas saya sekarang udah ada ditangan. Ouh ya, saya lupa, madame (ibu petugasnya) sempat bilang selamat pagi!!!,karena saya bilang bahwa saya orang Indonesia. Betapa senangnya mendengar bahasa Indonesia keluar dari mulut orang asing di negeri asing (lebay). 


Singkat Cerita, akhirnya saya dan teman teman yang lain harus berpisah, karena masing masing harus menuju ke kotanya masing masing sesuai dengan universitasnya yang menerimanya. Saya dan teman saya, sebut saja namanya DR. Frendika (proyeksi namanya buat 3 tahun yang akan dating hehe) menuntut ilmu di kota yang sama, Brest. Brest adalah kota yang terdapat pada ujung baratnya negara Prancis (Ref: Google map). Jadilah kami Brestois (baca:sebutan untuk penduduk yang tinggal di kota brest). Dan ada satu lagi mahasiswa Indonesia yang tinggal bersama kami di satu logement (asrama mahasiswa), sebut saya namanya Eko, mahasiswa dari Undip semarang.


Tibalah saatnya hari pertama masuk kuliah, setelah naik bus dan kemudian naik Tram (kereta listrik), sampailah saya di kampus tempat saya bernaung saat ini ENSTA Bretagne (École Nationale Supérieure de Techniques Avancées Bretagne) yang dikenal dengan ENSEITA pada beberapa tahun sebelumnya. Pertama kali sampai didepan pintunya saya di “cekal” oleh satpam kampusnya (bedanya satpam di sini dengan di Indo, satpam kampus saya seperti direktur pakai jas lengkap, hehe). saya ceritakan maksud dan tujuan saya, akhirnya responsible jurusan saya datang menjemput saya. Dengan menyerahkan passport saya, akhirnya saya diperkenankan masuk dengan nama penggenal (Tamu). Belakangan saya baru tahu, bahwa ecolenya adalah ecole militer, jadi maklum untuk masuk kekampusnya harus susah sedikit. Hari pertama saya masuk kuliah, saya ngak ngerti sama sekali, apa yang dosen saya ucapkan. Dan dosen saya dengan santainya bilang “normal, kamu kan bari pertama kali, nikmati saja”. Hehe.,.alhamdulillah. ouh ya, saya lupa, saya kuliahnya Master 2 (S2) dengan bidang spesialisasi Hydrodinamika kapal. Banyak pengalaman yang saya dapatkan selama saya Kuliah, tinggal bersama di asrama mahasiswa, maupun jalan jalan di negeri perancis. Part selanjutnya saya akan menceritakan pengalaman saya pada masa masa kuliah dan sampai saat ini (lagi Buat Laporan Riset/Thesis). Ditunggu cerita selanjutnya ya….Au revoir….

Rabu, 17 Juli 2013

Efektifkah Penerapan Teknologi BBG Untuk Kapal Motor Nelayan? Ditinjau Dari Kondisi Nelayan Pesisir

OLEH ALYUAN DASIRA

Dilihat dari sisi geografis, tidak bisa dipungkiri lagi Indonesia merupakan negara kepulauan, dengan luas lautan hampir 75% dari total keseluruhan luas wilayahnya dengan perairan laut teritorial (3,2 juta km2) terluas di dunia (belum termasuk 2,9 juta km2 perairan zona ekonomi eksklusif, terluas ke-12 di dunia), dan 95.108 km garis pantai yang terpanjang kelima di dunia.
Merujuk dari hal ini, sudah seharusnyalah Indonesia menjadi negara dengan hasil produksi sektor perikanan paling besar dibandingkan dengan negara negara lainnya yang relative mempunyai luas lautnya yang lebih kecil. Akan tetapi, data di lapangan menunjukkan bahwa Indonesia bukan negara penghasil produk perikanan dengan effektivitas terbesar di kawasan Asia Tenggara. Data SEAFDEC (Fishery statistical bulletin)  pada tahun 2007 menunjukkan bahwa negara seperti Thailand, Vietnam,  serta Malaysia yang masing masing hanya mempunyai luas tangkapan rata rata kurang lebih 25%  dari Indonesia, mampu menghasilkan produksi total perikanan yang mencapai rata rata 50% dari Indonesia. Bahkan lebih parahnya lagi, di Indonesia harga ikan sangat melambung tinggi. Tentunya timbulnya permasalahan ini menyangkut banyak hal yang sangat kompleks, misalnya sistem manajemen pengolahan dan penjualan hasil tangkapan, distribusi hasil tangkapan, mahal dan terbatasnya ketersediaan BBM, bahkan masalah teknologi yang digunakan juga mengambil peranan dalam hal ini.
Dewasa ini, penggunaan perahu motor sudah umum digunakan oleh nelayan tradisional untuk melaut. Hampir semua perahu motor nelayan beralih menggunakan motor diesel ataupun motor gasoline sebagai penggeraknya. Di Indonesia sendiri 60% kapal nelayan menggunakan motor kapal baik in board maupun out board.
Bahan bakar yang digunakan motor diesel adalah BBM jenis Solar sedangkan untuk motor Gasoline adalah Bensin. Dalam beberapa tahun terakhir, ketersediaan BBM sangat terbatas, sehingga menyebabkan harga bahan bakar sangat melambung tinggi. Oleh Karena itu, dengan melambungnya harga BBM, tentu juga biaya operasional nelayan untuk melaut semakin tinggi. Apalagi BBM merupakan komponen terbesar dalam biaya melaut (sekitar 60%).
Di sisi lain, rusaknya ekosistem laut, maraknya penambangan di area pesisir laut, dan pembuangan limbah pabrik ke laut, turut memperburuk kondisi ini. Dengan terganggunya keseimbangan eksosistem ini, maka ikan sangat sulit ditemukan di sekitar pesisir pantai atau tidak jauh dipantai. Untuk mendapatkan hasil tangkapan yang lebih baik, maka nelayan harus memperbarui rute perjalanan dari tempat semula dengan menambah jarak perjalanan. Dengan bertambahnya jarak tempuh nelayan tentu konsumsi bahan bakar yang digunakan oleh motor nelayan juga bertambah.
Hal ini belum lagi jika kita memperhitungkan faktor kualitas hasil tangkapan, Rupiah dari hasil penjualan ikan yang di dapat  juga berhubungan langsung dengan dengan kualitas hasil tangkapan, yang artinya nelayan harus memacu perahu motornya lebih cepat untuk memangkas waktu tempuh  dari Pelabuhan ke tempat tangkapan maupun dari tempat tangkapan ke Pelabuhan. Hal ini dilakukan agar menjaga kualitas ikan hasil tangkapan. 
Kecepatan perahu motor dan konsumsi bahan bakarnya bukan merupakan suatu fungsi linear atau dalam artian sebagai contoh bahwa dengan menambah kecepatan perahu motornya 30%, nelayan harus mengeluarkan satu setengah kali atau bahkan dua kali biaya konsumsi untuk bahan bakarnya. Fungsi ini juga tergantung dari efektifitas perahu, efisiensi sistem propulsi dan Kondisi cuaca di laut. Beberapa faktor inilah yang menjadi kunci mengapa biaya operasional nelayan sangat tinggi dan akhirnya menyebabkan harga ikan dipasaran melambung tinggi dan tak terjangkau.
Di negara negara maju, teknologi kapal nelayan boleh dikatakan sangat maju dan bahkan dewasa ini banyak penelitian terkait mengenai masalah sektor kapal perikanan telah merambah pada lingkup yang lebih jauh, yaitu mengenai efisiensi kapal nelayan.
Di bandingkan dengan Indonesia, kapal nelayan negara negara yang berbasis pada sumber daya maritime sudah maju, dari mulai menggunakan alat tangkap yang canggih sampai menggunakan kapal motor yang memiliki tingkat efisiensi yang sangat tinggi dalam pengoperasiannya. Sebagai data acuan, negara tetangga Malaysia data tahun 2003 saja menunjukkan hampir 92% menggunakan kapal bermotor. Di Indonesia sendiri sampai saat ini masih banyak nelayan yang masihh menggunakan perahu motor tradisional yang tidak efisien, boros bahan bakar, maupun efisiensi rendah dalam kinerja kapal tersebut. Hal ini dikarenakan tidak banyaknya riset riset yang tertarik pada pengembangan teknologi kapal nelayan, terutama masalah efisiensi. Tentu masalah ini merupakan masalah bersama, yang sudah selayaknya lah kita sadar betul potensi maritim negara kita yang luar biasa melimpahnya. Lebih lebih lagi dalam hal ini pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan (DKP) ikut andil untuk menyelesaikan masalah ini.    
Untuk menyelesaikan masalah ini, beberapa solusi telah ditawarkan oleh pemerintah, salah satunya adalah dengan menggunakan motor perahu berbahan bakar gas (BBG). Prinsip penyelesaian masalah dengan BBG adalah cukup sederhana yaitu dengan mengganti ketergantungan nelayan pada BBM dengan BBG. Hal ini didasari pemikiran bahwa ketersediaan BBG lebih banyak dibandingkan dengan BBM. Dengan menggunakan BBG diharapkan mampu menjawab dari permasalahan yang ditimbulkan oleh sulit dan mahalnya harga BBM. Dengan menggunakan BBG diharapkan efisiensi nelayan akan meningkat dan biaya operasional akan ditekan. 
Beberapa sisi positif dan negatif dari penggunaan BBG pada kapal motor nelayan diantaranya  adalah faktor biaya (Cost) dan Biaya Initial atau biaya yang dikeluarkan pada saat awal penggunaan BBG. Memang tidak bisa dipungkiri pada awal awal peralihan penggunaan dari BBM ke BBG butuh biaya, seperti biaya pembelian alat converter, modifikasi system mesin untuk penyesuaian dengan BBG, maupun biaya biaya lainnya yang harus dikeluarkan. Tentu hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit walaupun nantinya biaya operational untuk selanjutnya bisa ditekan dengan penggunaan BBG, tetapi perlu di hitung betul apakah dengan penggunaan BBG ini dapat berdampak positif atau malah sebaliknya, apalagi mengingat kapal motor yang digunakan adalah kapal yang notabenenya telah menggunakan system BBM yang cukup lama. Untuk itu perlu dilakukan riset yang terus menerus untuk pengembangan teknologi ini kedepannya. Faktor keselamatan (Safety), yang menjadi permasalahan adalah apakah BBG ini aman untuk kapal motor nelayan?. Memang banyak mitos menyatakan bahwa dengan menngunakan teknologi BBG tingkat bahaya semakin tinggi, ini tidak benar. Untuk itu perlu adanya transfer pengetahuan yang menyeluruh ke nelayan yang dalam hal ini sebagai pengguna teknologi ini secara langsung. Tidak bisa dipungkiri faktor berkesinambungan (Continuities), artinya apakah pemerintah sudah siap mengaransi bahwa teknologi ini akan terus digunakan dalam jangka waktu yang lama bahkan selamanya?. Hal ini perlu dijawab dengan menjelaskan bahwa teknologi ini telah dipersiapkan dengan matan untuk jangka waktu yang cukup lama, misalnya dengan menyediakan depot teknologi BBG khusus untuk nelayan dari pusat hingga kedaerah daerah, dibuatnya balai penelitian pengembangan teknologi dan konsultasi teknologi ditiap tiap daerah. Selain itu faktor efektivitas kapal motor nelayan juga jadi pertimbangan, apakah dengan menggunakan teknologi BBG akan semakin efektif untuk semua jenis kapal nelayan? Atau kapal nelayan jenis seperti apakah yang cocok menggunakan teknologi BBG ? pertanyaan pertanyaan ini tentunya bukan mudah untuk menjawabnya tanpa didasari oleh pengetahuan teknik dan penelitian yang lebih jauh kedepan.
         Untuk mendukung teknologi ini memberikan kontribusi positif kedepannya, ada beberapa hal yang patut menjadi pertimbangan.
          Yaitu sosialisasi pemerintah terkait efisiensi (masalah teknik) kapal motor nelayan. Untuk menjawab persoalan ini, maka dinilai perlu adanya kerja sama antara para peneliti di bidang perkapalan dan departemen perikanan itu sendiri. Kedua bidang ini saling membutuhkan, terutama pada sektor perikanan yang sebagai konsumen dari produk perkapalan itu sendiri. Jikalau dianggap perlu, maka dibuatlah lembaga khusus yang menangani tentang riset dan pengembangan kapal nelayan. Mengingat potensi perikanan tangkap sangat besar di Indonesia. Hal ini didasarkan pada fakta di lapangan bahwa selama ini kapal nelayan tradisional di rancang secara turun temurun tanpa ada patokan atau standar yang jelas terutama terkait masalah efisiensi, artinya tidak mudah untuk menentukan kapal dengan tipe tertentu harus menggunakan mesin dengan kapasitas tertentu, dengan menggunakan baling baling jenis tertentu. Hal ini harus didasari pengetahuan yang dalam tentang teknik pembuatan kapal itu sendiri. Walaupun itu dianggap sepele, akan tetapi itu akan berdampak pada penggunaan jangka panjang. Seharusnya DKP selaku  departemen yang membawahi masalah ini mengirimkan stafnya yang mempunyai keahlian khusus di bidangnya untuk mengevaluasi dan bahkan mendampingi nelayan dalam membangun kapal, membuat prosedur, memberikan standar standard dan bahkan melakukan pembimbingan khusus. Agar masalah ini tidak terjadi secara terus menerus.

Selama ini kita terlalu fokus kepada perbaikan tingkat hasil tangkapan dengan memperbaiki alat tangkap dan melupakan faktor efisiensi dari kapal motor nelayan. Padahal dengan memperbaiki tingkat efisiensi kapal motor nelayan, maka kita dapat menekan biaya operasional yang signifikan, dan tentunya kita dapat mencegah ekplorasi hasil perikanan yang berlebihan dengan begitu kita bisa mewarisi kekayaan lautan kita keanak cucu kita nantinya.  Selain itu paradigma  perikanan yang dianggap sepele dan indetik dengan masyarakat kelas harus dirubah. Kita harus membangun paradigma bahwa Indonesia adalah negara maritime, maka Indonesia harus unggul dalam pengembangan teknologi maritime itu sendiri. Paradigma ini harus dibangun sejak dini, sehingga nantinya banyak para peneliti peneliti di universitas yang mengembangkan teknologi tentang kelautan, tidak hanya terbatas pada kapal nelayan saja tetapi lebih luas lagi. Jika kita melihat potensi keuangan yang ada di sektor perikanan ini, maka tidak ada alasan untuk mengabaikan potensi kekayaan ini demi kemajuan bangsa yang lebih baik.