Konsep Wisata Bahari Oleh PELNI Untuk Negeri
Alyuan Dasira
*Tulisan ini dimuat di Opini surat kabar Batampos, Senin 7 Maret 2015
PT. PELNI (Perusahaan Pelayaran
Nasional Indonesia) merupakan salah satu BUMN yang mempunyai bisnis inti di
bidang penyediaan jasa angkutan transportasi laut yang meliputi jasa angkutan
penumpang dan jasa angkutan muatan barang antar pulau. Saat ini, kekuatan
armada PT. PELNI terdiri dari Kapal tipe 3000 pax sebanyak 1 armada, tipe 2000
pax sebanyak 9 armada, tipe 1000 pax dengan 9 armada, tipe 500 pax sebanyak 3
armada, kapal jenis Ropax sebanyak 1 armada, jetliner sebanyak 1 armada, kapal
Roro sebanyak 2 armada. Dengan kekuatan Armada ini, PT. Pelni mampu untuk
menyinggahi 92 pelabuhan di seluruh Indonesia. Hal ini sejalan dengan salah
satu misinya yaitu mengelola dan mengembangkan angkutan laut guna menjamin
aksebilitas masyarakat untuk mewujudkan wawasan nusantara. Selain
mempunyai bisnis yang bersifat komersial dengan melayari rute rute yang
strategis, PT. Pelni juga diberikan tugas oleh pemerintah untuk melayani rute
rute pulau pulau kecil terluar sesuai dengan Perpres N0.78 tahun 2005 tentang
pengelolaan pulau pulau kecil terluar.
Gambar 1. Rute jaringan pelayaran nusantra Pelni 2006
Di satu sisi data di lapangan menunjukkan
bahwa armada armada yang dimiliki oleh Pelni tidaklah muda lagi, hampir 87
persen armada yang dimiliki berumur rata rata di atas 15-25 tahun, 22 persen
berumur lebih tua lagi dan hanya 3 persen yang masih berumur dibawah 10 tahun. Peremajaan
kapal tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, mengingat komponen
komponen kapal sangat mahal terlebih lagi yang berhubungan dengan lambung
kapal. Selain itu, ketersediaan suku cadang sistem permesinan yang telah tua tidak
banyak tersedia di pasaran dan sangat sulit dicari. Oleh sebab itu, tidak
jarang diperlukan orderan khusus yang notabenenya perusahaan harus meronggoh
kocek lebih dalam lagi.
Bertambahnya umur kapal tentunya
akan berdampak pada menurunnya efisiensi. Efisiensi yang rendah akan berdampak
pada biaya operasional yang tinggi. Sebagai gambaran, konsumsi BBM armada Pelni
sehari saja menghabiskan sekitar 50.000 liter solar. Di satu sisi, perang harga
jasa transportasi udara (low cost carrier)
mulai membentuk paradigma masyarakat bahwa biaya transportasi udara lebih
efektif dan efisien (ratio waktu/biaya) dari transportasi laut. Hal ini
mengakibatkan sulitnya transportasi laut terutama jasa pengangkutan penumpang
untuk mengimbangi jasa transportasi udara. Inilah salah satu yang mengakibatkan
penumpang jasa transportasi laut dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Selain
itu, mengimbangi tingginya biaya operasional dengan menaikkan harga tiket
bukanlah solusi yang tepat.
Tingginya biaya
maintenance dan operasional membuat Pelni harus berpikir keras untuk
mendapatkan income lebih dari usahanya. Adanya subsidi berupa PSO (Public Service obligation) dari
pemerintah tidak banyak membantu dalam menjadikan bisnis ini mandiri kedepannya.
Salah satu tindakan jangka pendek yang bisa dilakukan untuk menekan biaya
operasional secara praktikal adalah dengan mengatur pola operasional armada;
mengatur kecepatan operasional armada kapal. Konsumsi bahan bakar akan
berbanding kuadrat terhadap kecepatan operasional armada (Fuel oil
consumption/FOC ≈ V2). Namun demikian, tindakan ini tidak sepenuhnya
dapat menekan banyak biaya operasional secara signifikan, mengingat efisiensi
armada yang sudah menurun.
Bagaimanapun juga, Inovasi bisnis sangat
diperlukan untuk menggenjot income Pelni sebagai badan usaha plat merah negeri
ini. Terlebih lagi dalam beberapa tahun terakhir kondisi pendapatan Pelni tidak
dapat dipungkiri mengalami raport merah alias merugi. Mungkin sudah saat Pelni
menyuarakan misi barunya “ from minus to hero”.
Inovasi dalam
berbisnis mutlak diperlukan, untuk itu tidak ada salahnya jika Pelni berpikir untuk
mengembangkan bisnisnya sebagai langkah untuk menangkap pangsa pasar yang lebih
luas lagi. Konsep bisnis wisata bahari mungkin bisa jadi salah satu solusinya. Konsep
ini bisa merupakan konsep konversi kapal penumpang menjadi kapal multifungsi;
sebagai kapal penumpang dan kapal wisata. Armada yang ada dan telah ditentukan
sedikit dilakukan modifikasi menjadi kapal yang bisa mengangkut penumpang
sekaligus sebagai kapal wisata. Selain itu, bisa juga dilengkapi dengan
fasilitas-fasilitas sebagai kapal special service, misalnya digunakan untuk
melayani charteran untuk acara resmi nasional, festival budaya nasional maupun
family gathering. Kapal kapal yang memiliki umur yang cukup tua dan tidak
produktif lagi bisa dikonversikan menjadi restoran maupun hotel terapung di
pulau pulau wisata nusantara. Secara keseluruhan setidaknya ada tiga konsep
wisata yang bisa dikembangkan.
Gambar 2. Salah satu rute pelayaran Kapal Pelni KM. Sinabung
Pertama adalah konsep
kapal wisata. Seperti kita ketahui bahwa lonjakan penumpang hanya terjadi pada
saat momen momen tertentu seperti; lebaran, natal dan tahun baru, serta liburan
panjang sedangkan pada periode lainnya penumpang cenderung sepi. Dari pertimbangan inilah, kegiatan wisata bisa
dijadwalkan sesuai dengan periode dan destinasi yang sesuai. Pelni bisa
merangkul dinas pariwisata, maupun dinas dinas terkait lainnya untuk merumuskan
jadwal yang tepat untuk pelaksanaan pelayaran wisata. Wisata ini sangat cocok
diterapkan pada kapal pelni yang masih “muda” atau yang masih aktif melayari
pelayaran nusantara. Konsep design kapal ini tentunya disesuaikan dengan kapal
yang ada dan tema wisata yang diangkat.
Adapun konsep wisata ini telah
dijalankan oleh Pelni. Kemasan wisata bahari Pelni dilaksanakan pada akhir
tahun 2014 yaitu program paket wisata goes to Raja Ampat dan Wakatobi. Program
ini menawarkan 2 destinasi
wisata yang dikemas selama 3D2N (tiga hari 2 malam) dengan dilengkapi hotel
terapung KM. Tatamailau sebagai akomodasi. Kemudian Let’s Go Wakatobi pada Desember
2014 selama 5D4N (lima hari empat malam) dengan Kapal Kelimutu. Kedepannya
pemantapan konsep bisnis ini mengarah pada penjadwalan reguler, yang
disesuaikan dengan event event budaya nasional lainnya. Jika digarap dengan
professional, bukan hanya wisatawan dalam negeri saja, bahkan wisatawan
mancanegara bisa dibidik menjadi pangsa pasar potensial.
Kedua adalah konsep bisnis kapal special service. Ini lebih tepat
diterapkan pada kapal yang berusia 15-20 tahun. Faktor kecepatan bukanlah yang penting
dalam bisnis ini. Kenyamanan dan fasilitaslah yang perlu dipertimbangkan. Ada beberapa event yang
telah diselenggarakan di atas kapal Pelni KM. Kelud seperti Workshop Service
Leadership, BUMN Marketers Workshop IT-Itech BUMN. Untuk kedepannya, Kapal kelud
bisa dipersiapkan untuk dijadikan sebagai kapal yang menyediakan special
service; acara rapat, training, workshop, seminar, dan lain lain. Pelni sebagai
penyedia jasa bisa bekerja sama dengan instansi instansi pemerintah maupun
swasta untuk menawar paket bisnis ini.
Ketiga adalah
konsep konversi kapal restoran. Konsep ini bisa dilakukan dengan mengkonversi
kapal tua milik Pelni yang sudah tidak produktif lagi. Kapal yang sudah tua ini
kemudian di konversi menjadi restoran-restoran terapung. Konversi kapal menjadi
restoran terapung dari segi sistem sistem kapal hanya mengalihkan sumber utama kapal
yang biasanya digunakan sebagai penggerak utama dialihkan menjadi sumber
listrik untuk kebutuhan sebagai kapal restoran. Kapal restoran ini tidak perlu
berlayar tetapi hanya ditambatkan di dermaga yang terintegrasi untuk mendukung fasilitas
fasilitas wisata lainnya. Kapal kapal restoran ini banyak ditemui di sungai
sungai di Negara Negara Eropa, seperti di sisi sisi sungai seine Prancis yang terintegrasi
dengan objek wisata menara Eiffel. Pelni dalam hal ini bisa mengambil peran
sebagai penyedia kapal restoran sebagai usaha untuk pemberdayaan kapal kapal
tua pelni, sedangkan sebagai operator pelaksana bisa bekerja sama dengan pihak
ketiga. Penjualan aset kapal kapal tua memang tidak selalu memberikan nilai
rupiah yang banyak, oleh karena itu konsep bisnis konversi kapal restoran bisa
dipertimbangkan menjadi konsep segar untuk Pelni dalam mengembangkan sayap
bisnisnya.
Gambar 3. Restoran kapal di sungai seine Paris, Perancis (veronicacloset.wordpress.com)
Ketiga konsep bisnis
ini merupakan satu kesatuan untuk mendukung konsep bisnis baru Pelni yaitu
bisnis usaha wisata bahari sejalan dengan program pemerintah yang
menitikberatkan apda pembangunan sektor maritim. Kajian lanjut tentang
kelayakan bisnis ini sangat diperlukan sebagai masukan stakeholder untuk mengembangkan
Pelni kedepannya. Namun Pelni tentunya tidak melupakan tugasnya sebagai
penyedia jasa angkutan laut Indonesia sesuai yang telah diamanatkan. Optimisme
dari seluruh punggawa Pelni sangat dibutuhkan untuk menjadikan Pelni sebagai
BUMN yang menyumbang pendapatan sekaligus sebagai media untuk memperkuat
konektivitas antarpulau negeri ini.
Halo salam kenal mas terimakasih atas informasinya. salam "CAK"
BalasHapus