Jumat, 27 Maret 2015

Menggali Potensi Kelautan dan Kemaritiman

Oleh:
Alyuan Dasira
Dabo Singkep, Kepulauan Riau

*Tulisan ini telah dimuat di Kolom Opini Koran Batampos, Edisi 26 Maret 2015

           Negara Indonesia sangat beruntung dianugrahi dengan potensi sumber daya alam yang melimpah. Namun ironinya, dengan kekayaan sumber daya alam ini rakyat Indonesia sebagian besar masih hidup di bawah garis kemiskinan. Jika mengacu pada standar kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS) dengan standar garis kemiskinan secara nasional adalah Rp 302.735 per kapita per bulan, penduduk  miskin per Maret 2014 mencapai 28,28 juta jiwa atau 11,25 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Namun jika patokan  standar pengeluaran US$ 1,5 per kapita per hari yang digunakan oleh Asian Development Bank (ADB), jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 40% atau sekitar 96 juta jiwa dari total penduduk 240 juta. Hampir setengah penduduk hidup dibawah garis kemiskinan di Negara yang kaya sumber daya alamnya. 

          Sebagai Negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 70% lautan dan 30% daratan, Indonesia mempunyai potensi kelautan dan kemaritiman yang sangat besar. Posisi Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa yang merupakan pertemuan arus panas dan dingin, menyebabkan sumberdaya hayati kelautan Indonesia begitu beraneka ragam. Belum lagi termasuk potensi sumber kekayaan non hayati salah satunya seperti minyak dan gas alam. Sebagai tambahan, letak geografis Indonesia yang terletak di antara samudera hindia dan pasifik menjadikan Indonesia sebagai jalur pelayaran internasional. Adanya jalur pelayaran internasional ini menjadikan potensi kemaritiman Indonesia sangat besar.  

          Pengelolaan dengan baik semua potensi yang ada tentunya akan mendatangkan kemanfaatan untuk seluruh rakyat Indonesia dan dapat menurunkan angka kemiskinan. jika dikalkulasikan, potensi ekonomi kelautan dan kemaritiman Indonesia sangat besar. Dari beberapa sektor, potensi kelautan dan kemaritiman Indonesia diperkirakan mampu menghasilkan US$ 1,2 triliun per tahun dan menyerap sekitar 40 juta tenaga kerja. Menurut Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, dari seluruh potensi kelautan dan kemaritiman yang ada baru 20% yang digali pemerintah dan itu semua hanya fokus pada sektor perikanan.


Gambar Peta Indonesia sebagai negara kepulauan


Potensi Kelautan dan Kemaritiman
        Potensi kelautan dan kemaritiman yang kita miliki sangat beraneka ragam tidak hanya berada pada sektor perikanan. Potensi ini ada yang sudah diexploitasi maupun ada yang masih dalam tahap observasi. Potensi ini sebagian besar masih belum dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu sangat diperlukan untuk mengenali potensi potensi sumber daya kelautan dan kemaritiman yang ada sebagai input pembelajaran bersama.     

         Pertama adalah potensi alur pelayaran Indonesia. Kekayaan laut Indonesia yang sangat penting adalah ruang laut yang sangat luas. Luasnya ruang laut Indonesia berdampak pada potensi perkembangan industri pelayaran, galangan kapal serta industri industri pendukung lainnya.  Potensi dari ruang laut bisa diterjemahkan sebagai sumber kekayaan maritim berupa jalur pelayaran yang dimiliki serta potensi untuk mendorong tumbuhnya industri pendukungnya. Indonesia setidaknya memiliki 3 rangkaian Alur  Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). ALKI I melintasi Laut Cina Selatan-Selat Karimata-Laut Jakarta-Selat Sunda dan ALKI II melintasi Laut Sulawesi-Selat Makassar-Luat Flores-Selat Lombok, serta ALKI III yang melintasi Sumadera Pasifik-Selat Maluku, Laut Seram-Laut Banda.  

         Lebih dari 75% barang dan komoditas yang diperdagangkan di Negara-negara kawasan Asia-pasifik ditransportasikan melalui laut.  Sekitar 45% nya atau setara dengan US$ 1.500 triliun pertahun barang dan komoditas diperdagangkan melalui Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) ini. Industri pelayaran akan tumbuh jika pertumbuhan kebutuhan jasa transportasi meningkat. Selanjutnya, Industri galangan kapal akan tumbuh dengan sendirinya untuk menyambut kebutuhan armada kapal dari industri pelayaran. Ini akan memiliki efek domino pada pertumbuhan ekonomi di sektor lainnya.
Gambar Peta ALKI Indonesia


        Kedua adalah sektor perikanan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Sektor ini boleh dikatakan bukan lagi sebagai potensi namun telah masuk keranah tradisi. Masyarakat kita telah lama mengexploitasi sumber daya ini. Namun langkah yang perlu dipertimbangkan kedepannya adalah efisiensi. Dengan efisiensi kelestarian sumber daya hewan laut tetap terjaga. Data di lapangan menunjukkan bahwa saat ini armada perikanan tangkap kita didominasi  oleh armada kapal ikan tradisional, yang mayoritas terdiri dari perahu tanpa motor 50%, motor tempel 26% dan kapal motor kurang dari lima GT (gross tonage) sebanyak 16% jadi total sekitar 90%. Persentase penggunaan alat modern oleh nelayan kita sangat kecil. Dari 650 ribu kapal yang dimiliki, hanya sekitar 1,3% yang modern. Disatu sisi, penggunaan teknologi modern sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan merealisasikan potensi yang belum dimanfaatkan secara penuh. Perikanan budidaya juga mempunyai potensi luar biasa. Pengembangan industri perikanan terpadu merupakan salah satu solusi untuk lebih menggali potensi perikanan tangkap dan perikanan budidaya.  
  
         Ketiga adalah sektor pertambangan dan energi. Potensi sumberdaya kelautan kelompok ini tersebar di seluruh perairan Indonesia. Sumberdaya tersebut diantaranya adalah minyak dan gas bumi, timah, emas dan perak, pasir kuarsa serta garam. Selain itu, pemanfaatan benda berharga asal muatan kapal tenggelam juga menjadi suatu potensi kekayaan laut di Indonesia. Sumber daya energi yang terkandung di lautan juga bisa dikatakan sebagai sumber daya yang menjanjikan untuk masa depan. Adapun potensi energinya antara lain energi gelombang laut, arus pasang surut, angin laut, perbedaan temperatur air laut (pengaruh density), serta geothermal permukaan laut. Saat ini di negara negara Eropa riset dan pengembangan pemanfaatan energi terbarukan dari sumber daya kelautan sudah mulai sampai ditahap penyempurnaan produksi. Di Indonesia sendiri, pemanfaatan energi ini belum sampai pada tahap realisasi skala produksi.   
   
Gambar peta cadangan minyak bumi Indonesia


           Keempat adalah sumber daya manusia kelautan dan kemaritiman. Pelaut pelaut Indonesia dikenal sangat tangguh serta memiliki skill yang mumpuni. Tidak heran jika perusahaan pelayaran luar negeri banyak yang menggunakan crew kapalnya dari Indonesia. Salah satunya adalah perusahaan pelayaran di negeri tetangga, Singapura. Ini merupakan salah satu potensi sumber daya yang sangat besar yang dimiliki bangsa ini. Kita bisa mengekspor pelaut pelaut kita yang handal dan memiliki skill untuk menambah devisa negara. Selain itu sumber daya manusia yang menguasai teknologi kelautan di Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak perusahaan perusahaan oil and gas luar negeri yang menggunakan engineer engineer dan inspektor inspektor produk dalam negeri.    
           Kelima adalah pariwisata bahari. Indonesia adalah salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Dengan karakteristik ini, potensi wisata pantai sangat besar. Potensi wisata pantai bisa dilengkapi dengan potensi wisata alam bawah laut dengan melestarikan terumbu karang dan biota laut lainnya yang mencari ciri khas sumber daya pesisir. Wisata budaya masyarakat pesisir bisa menjadi pelengkap untuk membangun konsep integrasi pariwisata bahari yang berpotensi untuk menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.

         Keenam adalah potensi bioteknologi kelautan. Potensi bioteknologi kelautan Indonesia belum sepenuhnya dikenal oleh masyarakat awam. Namun demikian, nilai potensi ekonomi pada sektor ini diperkirakan mencapai US$40 miliar. Potensi pengembangan di sektor ini diantaranya adalah dengan pemanfaatan untuk sumber daya laut sebagai industri obat-obatan, industri makanan laut, hingga bioetanol dari algae. Sektor ini masih sangat perlu pengembangan lebih jauh lagi. Riset riset yang ada masih sangat muda sehingga sumber daya ini belum bisa diproduksi secara massal. Untuk itu perlu didorongnya penelitian di bidang ini sebagai langkah pemanfaatan potensi sumber daya ini menjadi sumber daya yang siap panen.    

         Jika berbicara masalah potensi, Indonesia adalah negara yang paling berpotensi di bidang kelautan dan kemaritiman tetapi jika kita berbicara tentang realisasi boleh dikatakan Indonesia belum sukses menjadi Negara kelautan dan kemaritiman. Untuk itu ada beberapa usaha yang dibutuhkan untuk menjadikan potensi  kelautan dan kemaritiman sebagai sumber pendapatan Negara dan nantinya  akan digunakan sebesar besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Usaha usaha tersebut adalah dengan memperkuat sektor pertahanan laut untuk mencegah terjadinya pencurian pencurian sumber daya kita, memperkuat diplomasi hukum tentang laut untuk menegakkan kedaulatan, serta persiapan sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan dan kemaritiman yang nantinya akan mengelola sumber daya alam. Menggali potensi saja tidak cukup, yang dibutuhkan adalah usaha bersama untuk merealisasikannya sesuai dengan kapasitas masing masing.   









Tidak ada komentar:

Posting Komentar