Oleh:
Alyuan Dasira
Dabo Singkep, Kepulauan Riau
*Tulisan ini telah dimuat di Kolom Opini Koran Batampos, Edisi 26 Maret 2015
Negara Indonesia sangat beruntung
dianugrahi dengan potensi sumber daya alam yang melimpah. Namun ironinya,
dengan kekayaan sumber daya alam ini rakyat Indonesia sebagian besar masih hidup
di bawah garis kemiskinan. Jika mengacu pada standar kemiskinan Badan Pusat
Statistik (BPS) dengan standar garis kemiskinan secara nasional adalah Rp
302.735 per kapita per bulan, penduduk miskin
per Maret 2014 mencapai 28,28 juta jiwa atau 11,25 persen dari jumlah penduduk
Indonesia. Namun jika patokan standar pengeluaran
US$ 1,5 per kapita per hari yang digunakan oleh Asian Development Bank (ADB), jumlah
orang miskin di Indonesia mencapai 40% atau sekitar 96 juta jiwa dari total
penduduk 240 juta. Hampir setengah penduduk hidup dibawah garis kemiskinan di
Negara yang kaya sumber daya alamnya.
Sebagai Negara kepulauan yang terdiri
dari sekitar 70% lautan dan 30% daratan, Indonesia mempunyai potensi kelautan
dan kemaritiman yang sangat besar. Posisi Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa
yang merupakan pertemuan arus panas dan dingin, menyebabkan sumberdaya hayati kelautan
Indonesia begitu beraneka ragam. Belum lagi termasuk potensi sumber kekayaan
non hayati salah satunya seperti minyak dan gas alam. Sebagai tambahan, letak
geografis Indonesia yang terletak di antara samudera hindia dan pasifik
menjadikan Indonesia sebagai jalur pelayaran internasional. Adanya jalur
pelayaran internasional ini menjadikan potensi kemaritiman Indonesia sangat besar.
Pengelolaan dengan baik semua potensi
yang ada tentunya akan mendatangkan kemanfaatan untuk seluruh rakyat Indonesia dan
dapat menurunkan angka kemiskinan. jika dikalkulasikan, potensi ekonomi
kelautan dan kemaritiman Indonesia sangat besar. Dari beberapa sektor, potensi
kelautan dan kemaritiman Indonesia diperkirakan mampu menghasilkan US$ 1,2
triliun per tahun dan menyerap sekitar 40 juta tenaga kerja. Menurut Prof. Dr.
Rokhmin Dahuri, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, dari seluruh potensi kelautan
dan kemaritiman yang ada baru 20% yang digali pemerintah dan itu semua hanya
fokus pada sektor perikanan.
Gambar Peta Indonesia sebagai negara kepulauan
Potensi
Kelautan dan Kemaritiman
Potensi kelautan dan kemaritiman yang
kita miliki sangat beraneka ragam tidak hanya berada pada sektor perikanan.
Potensi ini ada yang sudah diexploitasi maupun ada yang masih dalam tahap
observasi. Potensi ini sebagian besar masih belum dimanfaatkan secara efektif
dan efisien. Oleh karena itu sangat diperlukan untuk mengenali potensi potensi sumber
daya kelautan dan kemaritiman yang ada sebagai input pembelajaran bersama.
Pertama adalah potensi alur pelayaran
Indonesia. Kekayaan laut Indonesia yang sangat penting adalah ruang laut yang
sangat luas. Luasnya ruang laut Indonesia berdampak pada potensi perkembangan industri
pelayaran, galangan kapal serta industri industri pendukung lainnya. Potensi dari ruang laut bisa diterjemahkan
sebagai sumber kekayaan maritim berupa jalur pelayaran yang dimiliki serta potensi
untuk mendorong tumbuhnya industri pendukungnya. Indonesia setidaknya memiliki
3 rangkaian Alur Laut Kepulauan
Indonesia (ALKI). ALKI I melintasi Laut Cina Selatan-Selat Karimata-Laut
Jakarta-Selat Sunda dan ALKI II melintasi Laut Sulawesi-Selat Makassar-Luat
Flores-Selat Lombok, serta ALKI III yang melintasi Sumadera Pasifik-Selat
Maluku, Laut Seram-Laut Banda.
Lebih dari 75% barang dan komoditas
yang diperdagangkan di Negara-negara kawasan Asia-pasifik ditransportasikan
melalui laut. Sekitar 45% nya atau setara
dengan US$ 1.500 triliun pertahun barang dan komoditas diperdagangkan melalui
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) ini. Industri pelayaran akan tumbuh jika
pertumbuhan kebutuhan jasa transportasi meningkat. Selanjutnya, Industri
galangan kapal akan tumbuh dengan sendirinya untuk menyambut kebutuhan armada
kapal dari industri pelayaran. Ini akan memiliki efek domino pada pertumbuhan
ekonomi di sektor lainnya.
Gambar Peta ALKI Indonesia
Kedua adalah sektor perikanan, baik
perikanan tangkap maupun perikanan budidaya. Sektor ini boleh dikatakan bukan
lagi sebagai potensi namun telah masuk keranah tradisi. Masyarakat kita telah
lama mengexploitasi sumber daya ini. Namun langkah yang perlu dipertimbangkan
kedepannya adalah efisiensi. Dengan efisiensi kelestarian sumber daya hewan
laut tetap terjaga. Data di lapangan menunjukkan bahwa saat ini armada
perikanan tangkap kita didominasi oleh armada
kapal ikan tradisional, yang mayoritas terdiri dari perahu tanpa motor 50%,
motor tempel 26% dan kapal motor kurang dari lima GT (gross tonage) sebanyak
16% jadi total sekitar 90%. Persentase penggunaan alat modern oleh nelayan kita
sangat kecil. Dari 650 ribu kapal yang dimiliki, hanya sekitar 1,3% yang
modern. Disatu sisi, penggunaan teknologi modern sangat diperlukan untuk
meningkatkan efisiensi dan merealisasikan potensi yang belum dimanfaatkan
secara penuh. Perikanan budidaya juga mempunyai potensi luar biasa.
Pengembangan industri perikanan terpadu merupakan salah satu solusi untuk lebih
menggali potensi perikanan tangkap dan perikanan budidaya.
Ketiga adalah sektor pertambangan dan energi.
Potensi sumberdaya kelautan kelompok ini tersebar di seluruh perairan Indonesia.
Sumberdaya tersebut diantaranya adalah minyak dan gas bumi, timah, emas
dan perak, pasir kuarsa serta garam. Selain itu, pemanfaatan benda berharga
asal muatan kapal tenggelam juga menjadi suatu potensi kekayaan laut di
Indonesia. Sumber daya energi yang terkandung di lautan juga bisa dikatakan
sebagai sumber daya yang menjanjikan untuk masa depan. Adapun potensi energinya
antara lain energi gelombang laut, arus pasang surut, angin laut, perbedaan
temperatur air laut (pengaruh density), serta geothermal permukaan laut. Saat
ini di negara negara Eropa riset dan pengembangan pemanfaatan energi terbarukan
dari sumber daya kelautan sudah mulai sampai ditahap penyempurnaan produksi. Di
Indonesia sendiri, pemanfaatan energi ini belum sampai pada tahap realisasi
skala produksi.
Gambar peta cadangan minyak bumi Indonesia
Keempat adalah sumber daya manusia
kelautan dan kemaritiman. Pelaut pelaut Indonesia dikenal sangat tangguh serta
memiliki skill yang mumpuni. Tidak heran jika perusahaan pelayaran luar negeri
banyak yang menggunakan crew kapalnya
dari Indonesia. Salah satunya adalah perusahaan pelayaran di negeri tetangga,
Singapura. Ini merupakan salah satu potensi sumber daya yang sangat besar yang dimiliki
bangsa ini. Kita bisa mengekspor pelaut pelaut kita yang handal dan memiliki
skill untuk menambah devisa negara. Selain itu sumber daya manusia yang
menguasai teknologi kelautan di Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata.
Banyak perusahaan perusahaan oil and gas
luar negeri yang menggunakan engineer engineer dan inspektor inspektor produk
dalam negeri.
Kelima adalah pariwisata bahari.
Indonesia adalah salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Dengan
karakteristik ini, potensi wisata pantai sangat besar. Potensi wisata pantai
bisa dilengkapi dengan potensi wisata alam bawah laut dengan melestarikan
terumbu karang dan biota laut lainnya yang mencari ciri khas sumber daya
pesisir. Wisata budaya masyarakat pesisir bisa menjadi pelengkap untuk
membangun konsep integrasi pariwisata bahari yang berpotensi untuk menarik
minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
Keenam adalah potensi bioteknologi
kelautan. Potensi bioteknologi kelautan Indonesia belum sepenuhnya dikenal oleh
masyarakat awam. Namun demikian, nilai potensi ekonomi pada sektor ini
diperkirakan mencapai US$40 miliar. Potensi pengembangan di sektor ini diantaranya
adalah dengan pemanfaatan untuk sumber daya laut sebagai industri obat-obatan, industri
makanan laut, hingga bioetanol dari algae. Sektor ini masih sangat perlu
pengembangan lebih jauh lagi. Riset riset yang ada masih sangat muda sehingga sumber
daya ini belum bisa diproduksi secara massal. Untuk itu perlu didorongnya penelitian
di bidang ini sebagai langkah pemanfaatan potensi sumber daya ini menjadi sumber
daya yang siap panen.
Jika berbicara masalah potensi,
Indonesia adalah negara yang paling berpotensi di bidang kelautan dan
kemaritiman tetapi jika kita berbicara tentang realisasi boleh dikatakan
Indonesia belum sukses menjadi Negara kelautan dan kemaritiman. Untuk itu ada
beberapa usaha yang dibutuhkan untuk menjadikan potensi kelautan dan kemaritiman sebagai sumber
pendapatan Negara dan nantinya akan digunakan
sebesar besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Usaha usaha tersebut adalah dengan
memperkuat sektor pertahanan laut untuk mencegah terjadinya pencurian pencurian
sumber daya kita, memperkuat diplomasi hukum tentang laut untuk menegakkan
kedaulatan, serta persiapan sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi kelautan dan kemaritiman yang nantinya akan mengelola sumber daya
alam. Menggali potensi saja tidak cukup, yang dibutuhkan adalah usaha bersama
untuk merealisasikannya sesuai dengan kapasitas masing masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar