“Kita Sadar, Kita Bukanlah Kota Batam Yang Mempunyai Letak Geografis
Yang Unggul, Kita Juga Bukan Provinsi Riau Yang Mempunyai Sumber Daya Alam Yang
Melimpah, Tetapi Kita Punya Sumber Daya Laut Dan Sumber Saya Potensial Lainnya,
Percayalah Karena Tuhan Maha Adil.”
sumber: www.googlemap.com
Dalam Blog saya yang
sederhana ini, saya menulis tentang sedikit pandangan sebagai putra daerah Singkep
pada perkembangan dan strategi pembangunan Dabo Singkep. Saya merupakan putra
daerah asli Dabo singkep, tepatnya kampung telek yang sekarang menjadi desa
Tanjung Harapan. Tulisan ini berdasarkan apa yang saya alami secara langsung,
terutama pada pola perkembangan dan kharakteristik di Dabo Singkep. Jujur saja
saya bukanlah orang yang mengerti sepenuhnya tentang politik, ekonomi, dan sosial.
Oleh karena itu, tidak ada kajian dari buku buku tebal yang ditulis oleh
professor dari universitas terkemuka.
Berbicara masalah
strategi yang tepat, maka terlebih dahulu kita harus menganalisa lingkungan tempat
dimana strategi itu akan diterapkan. Bukankah seorang pelatih sepakbola seperti
Jose Mourinho terlebih dahulu harus menganalisa teamnya sebelum menentukan pilihan strategi apa yang
harus diterapkan? Nah, begitu juga dengan strategi pembangunan untuk
masyarakat Dabo singkep. Terusa siapakah pelatihnya?, pelatihnya adalah kita
semua sebagai masyarakat Dabo Singkep.
Dari aspek aspek ini
kemudian kita coba untuk mempaparkan potensi potensi dan kekurangan apa aja
yang kita miliki oleh pulau singkep.
Keunggulan
(Potensi)
Adapun
keunggulan atau potensi yang dimiliki oleh daerah pulau Singkep adalah:
- Daerah pulau Singkep dikelilingi oleh luasnya Lautan
- Daerah pulau Singkep memiliki daerah relative datar dan tanahnya subur cocok untuk pertanian
- Daerah pulau Singkep dekat dengan Provinsi Jambi (sebelah tenggara), Provinsi Riau (sebelah timur) dan Provinsi Bangka Belitung (sebelah barat daya) dan Provinsi Kalimantan Timur (sebelah barat).
- Daerah pulau Singkep kondusif dan aman
- Tingginya motivasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan anggota keluarga
- Adanya potensi objek wisata alam
Kelemahan
(Hambatan)
Selain mempunyai
potensi, tidak bisa dipungkiri juga kita mempunyai kelemahan kelemahan ataupun
hambatan dalam berbagai aspek.
- Masih kurangnya pemanfaatan Akses jaringan informasi dan komunikasi nasional dan internasional
- Pendapatan asli daerah rendah (PAD)
- Etos dan disiplin kerja aparat pemerintahan untuk melayani masyarakat masih rendah
- Belum memiliki system informasi manajemen yang baik
- Taraf pendidikan masyrakat dabo umumnya masih rendah
- Kelompok nelayan belum kuat dan mandiri sehingga belum berkemampuan membentuk pasar dan mengembangkan ketahap produksi
- Perhatian orangtua dalam menjaga pertumbuhan otak anak rendah (pengaturan gizi)
- SDM nelayan secara umum masih rendah
- Pengembangan Teknologi penangkapan Ikan masih manual
- Kualitas tenaga pengajar SD dan SLTP masih rendah dan distribusi guru tidak merata
- Pengelolaan dan pengembangan objek wisata kurang memadai
- Disiplin dan kepedulian masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup dan menjaga kelestarian alam rendah
Dari factor factor
inilah kita bisa menganalisa strategi apa yang tepat yang nantinya akan di
terapkan untuk daerah ini. Semakin kita membandingkan dengan daerah lain yang
sudah maju, maka semakin banyak kelemahan kelemahan yang kita dapatkan. Tetapi
perlu kita ingat kita juga mempunyai potensi untuk bisa maju dan bahkan
melebihinya. Untuk itu kita perlu mengevaluasi sampai dimana kita berada.
Berbicara tentang berkembangnya
suatu daerah, maka ada satu pertanyaan dasar yang terselip, Bagaimana suatu daerah bisa berkembang?
berdasarkan paparan Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, suatu Negara untuk maju dan berkembang membutuhkan 3 faktor yaitu,
global entrepreneurship, global mindset, dan global citizenship. Hal ini
sejalan dengan apa yang dipaparkan oleh Hatta radjasa mengungkapkan bahwa untuk
menjadi daerah maju maka yang harus diperhatikan adalah sumber daya manusia (SDM), teknologi dan
infrastruktur. Tentunya dari paparan pakar tadi kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa untuk bisa berkembang dan maju maka kita membutuhkan, SDM yang unggul dan
mempunyai pola pikir entrepreneurship dan global mindset, Teknologi dan
infrastruktur.
Apakah kita bisa maju?, tentunya setiap orang bisa maju,
tetapi kadang tidak tau caranya untuk maju dan sebagian lagi tidak mau untuk
berubah. Untuk itu kita perlu mengevaluasi lagi sampai dimana kita saat ini.
Dibawah ini ada sedikit evaluasi dan paparan ide untuk
kemajuan masyarakat pulau Singkep menjadi lebih baik. Tidak perlulah kita
menyalahkan system yang telah ada, mencari kesaahan orang lain yang pada
akhirnya akan menjadi permusuhan dan saling menjatuhkan. Yang diperlukan adalah
rasa kebersamaan untuk saling mendukung demi tercapainya kemajuan di kampung
kita bersama.
STRATEGI
PEMBANGUNAN
Untuk lebih spesifiknya saya membagi strategi
pembangunan menjadi beberapa sektor potensial untuk dikembangkan dan sebagai
bahan evaluasi terhadap apa yang telah kita capai saat ini. Antara satu sector
dengan sekor lainnya saling menopang.
·
SEKTOR PENDIDIKAN
sumber: evichandra.blogspot.com
Menurut saya sektor
pendidikan sangatlah penting untuk memajukan suatu daerah. Bahkan boleh dikatakan
sebagai ujung tombak perubahan. Pernahkah kita mendengar bahwasanya “Pendidikan
adalah pemutus rantai kemiskinan”. Paparan itu sangat benar adanya. Dengan
pendidikan orang dapat merubah nasibnya, nasib keluarganya bahkan nasib
kampungnya mejadi lebih baik. Adapun beberapa ide tentang sektor pendidikan
adalah sebagai berikut:
1. Menyadarkan
Masyarakat tentang pentingnya Pendidikan (Terutama pada masyarakat di Desa
pelosok)
Masyarakat yang tinggal
di desa desa pelosok (pulau-pulau) biasanya sangat tertutup dan masih kental
tradisinya. Inilah mengapa kalau kita lihat di lapangan, hanya sedikit orang
tua yang menyekolahkan anaknya baik di SD apalagi muluk muluk kuliah di
perguruan tinggi. Bayangkan saja di kelas hanya ada 3 atau 4 orang murid saja.
Itupun kalau hari tidak hujan. Kadang mereka lebih memilih untuk ikut orang
tuanya kelaut. Bukan karena mereka tidak ada uang untuk sekolah, karena jelas
jelas sekolah gratis. Tetapi mereka malas ke sekolah untuk belajar dan didukung
lagi oleh kurangnya kesadaran orang tua untuk memaksakan anaknya untuk pergi
kesekolah. Karena para orang tuanya juga melakukan hal yang sama sewaktu mereka
kecil. Kalau begini, yang salah orang tuanya atau anaknya?. Jika hal ini terus
dilakukan terus menerus, insyaallah desa itu tidak akan maju. Oleh karena itu
kita perlu
Terlepas dari itu
semua, ada sedikit celah untuk kembali ke jalur yang benar. Salah satunya
dengan teknik “Education as Prestige”, yaitu bagaimana nilai pendidikan
ditanamkan sebagai suatu kebanggaan bagi keluarga. Sehingga masyarakat berlomba
lomba untuk menyekolahkan anak anaknya setinggi tingginya. Sebagaimana membakar
“pelite” tentunya kita perlu sumbu untuk memicu terjadinya api sekaligus
sebagai media. Begitu juga dalam teknik ini, sumbu di analogikan sebagai
tindakan membimbing anak anak pulau untuk sekolah dengan baik hingga tingkat
SMA, kemudian di evaluasi dari siswa siswa yang potensial di pulau untuk
diberikan beasiswa di perguruan tinggi ternama dinegeri ini. Kecendrungan
masyarakat di daerah ini untuk selalu “GENGSI” dan “TAK MAU MENGALAH” sehingga
melihat ada anak yang telah sukses kuliah di perguruan tinggi, timbul minat
dari masyarakat untuk menyekolahkan anaknya. Inilah celah yang bisa kita
gunakan. Tentunya pemerintah harus menyediakan guru guru yang berkualitas untuk
membimbing. Jika teknik ini berjalan
insyaallah banyak perubahan yang kita liat kedepannya.
2. Sumber
daya guru yang berkualitas untuk anak SD
Memang tidak bisa
dipungkiri, kita kekurangan sumber saya guru yang berkualitas. Bukan sumber
daya guru. Lulusan guru banyak, tapi yang berkualitas dan berdedikasi untuk
dunia pendidikan yang kurang. Banyak yang berdidikasi pada HONOR dan GAJI. Jadi
tak heran, banyak yang mengeluh kalau ITENSIF nya tidak keluar dibandingkan
dengan mengeluh pada KUALITAS anak didiknya.
Untuk mendapatkan bibit
SDM yang hebat maka kita harus menoleh pada system pendidikannya. Semakin hebat
sistem pendidikannya, semakin canggih bibit SDM yang dihasilkan. Tentunya yang
paling mendasar adalah SD (Sekolah Dasar). Mengapa SD, karena dari sinilah
bibit SDM berasal. Perlu kita garis bawahi bahwa pendidikan itu adalah proses
bukan hasil. Tujuan pendidikan itu ialah memproses siswa BODOH menjadi PINTAR.
Bukan sebaliknya. Ya, mudah saja kalau mengajar orang pintar. Yang susahnya
ialah mengajar yang bodoh menjadi pintar. Kalau menurut pandangan saya, semua
berasal dari pola pembentukan karakter anak SD. Semakin pintar (pola pikir)
anak SD maka kemungkinan besar dia akan sukses sampai ke SMA ataupun ke
perguruan tinggi terlepas dari factor lingkungannya. Yang menjadi masalah
adalah bukan pintar dalam hal “MENGHAPAL” tetapi pintar dalam hal pola pikir.
Oleh karena itu, Sekolah
Dasar sendiri harus diajarkan oleh guru guru yang benar benar diseleksi yang
mempunyai kualitas bagus yang bertujuan untuk menghasilkan anak didik yang
pintar (pola pikirnya).. Ketika pola pikir seorang anak sangat kuat dasarnya
maka untuk sekolah SMP dan SMA tinggal diasah dan pastinya nanti akana menjadi
SDM yang luar biasa. Tetapi sejalan dengan penugasan guru guru yang berkualitas
untuk anak anak SD maka sebagai imbalannya, guru guru ini mendapat tunjungan
yang besar sesuai dengan indek kerjanya. Jadikan guru SD sebagai guru berGENSI
dibandingkan guru guru lainnya. Dan untuk masuknya pun harus benar benar diseleksi.
Tetapi praktek dilapangan berbeda, guru guru yang sanggup mengajar di SD
apalagi yang ada dipelosok hanya guru kelas dua, dan honornya pun selalu miris.
Inilah tantangannya.
3. Pola
Pendidikan yang berkesinambungan
Pola pendidikan
berkesinambungan ini lebih tepatnya adalah bimbingan guru dalam menentukan masa
depan anak didiknya. Ini lebih tepatnya di terapkan pada sekolah SMA. Perlu
adanya guru yang membimbing masa depan bukan hanya sekedar melepas tanggung
jawab ketika anak sudah lulus dari SMA. Bagaimana guru SMA bertanggung jawab
dalam membimbing anak didiknya untuk dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi. “SMA saja tidak cukup”.
Mungkin Itulah fungsi
guru BK (Bimbingan Konseling), selama ini, saya juga mengalaminya di SMA, tidak
ada guru yang bertanggung jawab mengetahui bakat, dan tujuan anak didik secara
intensif. Misalnya saja si A ingin melanjutkan kuliah dia punya potensi tetapi
dia tidak punya dana, tentu apa yang harus dilakukan?. Maka minat anak tersebut
jika tidak dibimbing akan hilang. Padahal banyak jalan yang bisa digunakan
untuk menyelamatkan nasibnya. Banyak beasiswa beasiswa, tetapi sayangnya guru
seakan merasa tanggung jawabnya sudah selesai.
Bandingkan dengan guru
guru yang ada disekolah sekolah ternama di pulau jawa. Pihak sekolah sibuk
untuk mendaftarkan siswanya mencari beasiswa di kampus kampus ternama, bahkan
pihak sekolah rela membiayai guru BK nya untuk mencari informasi dengan
mengikuti seminar yang diadakan pihak kampus untuk merekrut calon mahasiswa. Sudahlah
mungkin “tidak fair”.
Pemerintah mungkin dari
dinas pendidikan selayaknya memandang ini sebagai masalah pendidikan yang
serius. Mungkin sedikit solusi adalah
dengan dibentuknya LSM yang menangani masalah ini. LSM ini mungkin saja
difasilitasi oleh dinas pendidikan untuk menjalankan fungsi mencarikan beasiswa
untuk siswa yang tidak mampu, menghubungkan pihak pengusaha yang ingin
membantu, atau bahkan mendaftarkan beasiswa dengan mencari informasi di
Internet. Kalau berbicara masalah SDM di dinas pendidikan saya rasa lebih dari
cukup.
4. Membangun
Pendidikan Tinggi Yang berbasiskan Ekonomi dan Teknologi
Saat ini yang bisa
mengecap pendidikan tinggi hanya anak anak orang kaya atau karena mereka beruntung.
Sehingga pendidikan itu tidak merata, yang kaya akan semakin pintar dan menjadi
kaya, sementara yang bodoh hanya semakin miskin. Untuk itulah kita sadar kita
butuh system yang merubah ini. Untuk menekan biaya kuliah, maka kita harus
mandiri yaitu dengan membangun sekolat tinggi di kampung kita sendiri. Sehingga
biaya untuk kuliah akan semakin rendah dan tidak perlu untuk merantau keluar.
Memang ide ini dirasa hanya angan angan, akan tetapi hidup semua berawal dari
mimpi. Begitu juga dengan kemajuan kampung halaman.
Hal ini diperlukan
karena tidak semua siswa siswa yang tamat SMA/SMK/Madrasah mempunyai kesempatan
untuk dapat menuntut ilmu keluar daerah. Ada karena factor ekonomi dan factor
keluarga yang mendorong mereka untuk tetap tinggal di Dabo. Padahal mereka
mempunyai potensi yang luar biasa. Untuk menanggani masalah ini idealnya di
Dabo mempunyai Instansi pendidikan tinggi. Tak usah muluk muluk untuk
memikirkan INSTITUT atau UNIVERSITAS ternama. Saya rasa cukup sekolah tinggi
yang berbasis bisnis ekonomi dan Teknologi. Mengapa tidak SOSIAL POLITIK? yang
dibutuhkan untuk maju adalah ekonomi bukan orang orang yang pandai berpolitik.
Karena pada kenyataannya adalah POLITIK hanya menghabiskan uang dan bukan
menghasilkan uang. Dengan adanya sekolah tinggi berbasis bisnis dan Teknologi
insyaallah SDM kita akan menuju kearah lebih baik. Dengan pelan tapi pasti output
SDM dari system pendidikan ini akan membuka mindsetnya dan syukur syukur akan
menghasilkan lapangan dan peluang kerja. Bukan berpangku tangan untuk menjadi
PNS maupun tenaga HONORER. Selain itu Teknologi juga penting untuk menopang
kemajuan daerah. Dan itu tidak bisa dipungkiri lagi.
Tentu tidak bisa
dipungkiri, ada aja alasan pesimis. Bagaimana dengan sumber daya dosennya?
Memang kita butuh beberapa dosen yang mempunyai kualitas dan dedikasi yang tinggi
untuk dunia pendidikan. Kita bisa memanfaatkan banyaknya putra putri dari Dabo
singkep sendiri yang telah berhasil di daerah orang, bahkan status mereka lebih
dari cukup untuk menjadi seorang dosen. Dengan semangat “Lokalisme” saya rasa
tidak sulit untuk memanggil mereka untuk kembali maupun hanya sekedar
berkontribusi. Kita bisa memanfaatkan pengusaha pengusaha yang telah
berkecimpung dan sukses yang berasal dari dabo singkep untuk mengisi kuliah
kuliahnya. Selama ini sekolah tinggi yang ada di Singkep/Lingga hanya untuk
mencetak PNS dan tenaga HONORER saja. Saya yakin dalam 10 tahun mendatang
dengan system ini maka singkep akan menjadi kota MAJU dan MANDIRI.
·
SEKTOR
PERIKANAN
sumber: wikimapia.com
Sektor perikanan
merupakan sektor ujung tombak untuk masyarakat singkep ini sendiri. Potensi
dari sektor ini sangat menjanjikan. Tetapi jika berbicara fakta di lapangan,
tentunya jauh dengan apa yang diharapkan, bahkan menunjukkan 180 derajat
bertolak belakang dengan data potensial yang ada di kertas. Bagaimana hal ini
bisa terjadi? Sangat sulit untuk mengupasnya, ini merupakan permasalahan yang
komplek, yang menyangkut banyak faktor. Karena praktek ini telah dilakukan
secara turun temurun dalam yang cukup lama.
Adapun ide yang
dituangkan dalam strategi untuk kemajuan daerah pulau singkep terutama pada
sektor perikanan ini adalah:
1. Merubah sistem praktek perikanan tangkap
nelayan
Saya mempunyai
pengalaman ikut berlayar menjaring ikan nelayan di desa Resang, Singkep barat.
Banyak pengalaman yang saya dapatkan dari sana. Dan pada akhirnya, saya
mengambil kesimpulan bahwa ada yang salah dengan sistem perikanan yang ada
sekarang ini. Bagaimana tidak, nelayan yang sehari hari melaut bahkan bisa
menghasilkan uang yang lumayan besar. Akan tetapi mengapa nelayan tidak bisa
kaya. Akar masalahnya adalah adanya praktek “TOKE IKAN”. Masalah ini telah
mengakar secara turun temurun, sehingga menyebabkan terjadinya ketidakmerataan
kemakmuran di masyarakat nelayan.
Toke ikan semakin hari
semakin kaya sementara nelayan semakin hari semakin miskin karena “KECANDUAAN”
pada toke ikan. Mengapa saya mengatakan kecanduaan?, karena praktek di
lapangan, toke ikan ini mengikat nelayan dengan iming iming uang pinjaman,
beras, jaring dan fasilitas lainnya. Sebagai timbal baliknya, nelayan terikat untuk
harus menjual ikan yang didapat ke toke ikan tersebut. Tentunya harga beli ikan
ditentukan oleh para toke tersebut jauh dibawah harga beli pasaran. Dan nelayan
karena telah “TERMAKAN BUDI” tanpa merasa dirugikan menjual ikannya ke toke
tersebut. Toke toke ini menjual ikan yang ditampung dari nelayan ke luar
negeri, seperti ke Singapura. Tentunya yang didapat adalah dolar singapura,
jangan ditanya berapa perbandingan uangnya. Jadi tidak heran jika para toke ini
mempunyai kapal sendiri untuk mengekspor ikannya keluar negeri.
Secara prosedur,
tentunya ini praktek yang terlarang karena untuk mengekpor barang keluar harus
melewati prosedur dari Bea cukai, Negara harusnya mendapat uang dari ini.
Tetapi lagi lagi praktek “KKN” yang telah mendarah daging penyebabnya. Toke
hanya membayar “SEDIKIT” ke oknum oknum bekingan tertentu. Uang ini kecil
dibandingkan dengan yang harus dibayarkan toke jika melewati jalan lurus.
Bagaimana menyelesaikan
masalah yang komplek ini?. Memang mengobati masalah yang berhubungan dengan
“KECANDUAAN” butuh waktu dan kesabaran serta strategi yang tepat. Menurutnya
saya cara yang tepat adalah dengan melibatkan berbagai dinas yang terkait.
Dinas perikanan, dinas perdagangan, dan banyak laginya.
Langkah pertama yang
harus dilakukan adalah memutus praktek “TOKE” yang terjadi di lapangan. Caranya
adalah dengan memberikan penjelasan ke masyarakat nelayan tentang buruknya
praktek ini dimana mereka sebagai korbannya secara kontinu.
Selain itu pemerintah
melalui dinas perikanan membuat sistem distribusi dan pengolahan ikan. Salah
satunya adalah dengan membuat tempat pelelangan ikan. Jadi sembari menyadarkan
masyarakat, kita memberikan solusi yang real. Selain itu dinas perdagangan
memikirkan bagaimana ikan ikan yang udah ditampung untuk dilakukan distribusi
ke kota ataupun melakukan ekspor keluar negeri serta jika perlu memikirkan
proses pengolahan ikan yang siap dikemas dalam bentuk produk lain. Misalnya
memuat kerupuk, abon ikan, pengasapan ikan yang siap dijual dengan harga tinggi
selain sebagai solusi pada penumpukan ikan saat musim ikan tiba. Untuk
menjalankan sistem ini menurut saya pemerintah perlu membentuk BUMD (Badan
Usaha Milik Daerah) ataupun menggandeng pihak swasta jika tidak mampu.
Apa yang kita dapat
jika sistem ini berjalan? saya yakin
nelayan akan semakin sejahtera karena harga jual ikan semakin tinggi dan tidak
terikat dengan praktek balas budi lagi. Selain itu manfaat pun akan bertambah
untuk pemerintah daerah, Pendapatan Asli Daerah akan bertambah, Tenaga kerja
akan diserap. Banyak manfaat yang di didapat. Ini berdampak domino pada semua
sektor. Daya beli masyarakat akan tinggi. Lebih lebih lagi harga ikan dipasar
tidak melambung. Dan singkep akan terkenal dengan produk perikanannya. Masih
banyak lagi potensi perikanan yang bisa kita kembangkan, salah satunya sebagai
pendukung kuliner disektor pariwisata yang telah dipaparkan. Belum lagi
berbicara dengan sumber daya perikanan selain perikanan tangkap.
2. Membimbing pembangunan kapal nelayan
yang canggih
Sudah saatnya kita
merubah Teknologi pada kapal nelayan. Tidak usahlah berpikir muluk muluk
seperti Negara Negara maju, seperti eropa, bahkan secara Negara saja kita kalah
pada Teknologi kapal nelayan Negara Malaysia, Thailand, bahkan Vietnam. Jika
kita harus jauh untuk Negara maka berbeda pula pokok bahasannya. Yang perlu
sekarang kita pikirkan adalah bagaimana kita merubah diri kita dan kampung kita
menjadi lebih baik. Mungkin tidak serumit merubah Negara ini. Dinas perikanan
setidaknya mempunyai visi yang jelas tentang Teknologi kapal nelayan. Minimal
dapat memberikan bimbingan pada pembuatan kapal nelayan yang memang selama
dilakukan secara tradisional. Berikan penyuluhan bahwa baling baling apa yang
cocok untuk setiap kapal. Sehingga secara efisiensi lebih terukur, dan dapat
dipertanggungjawabkan, daripada membuat hanya berdasarkan tradisi. Jangan
remehkan kapal nelayan, dengan berbeda sedikit saja tentang efisiensinya maka
jika dikalikan dengan durasi operasional kapal nelayan tersebut berapa juta
uang yang bisa kita selamatkan untuk satu kapal saja.
Selain itu, sudah
saatnya lah nelayan kita diperkenalkan dengan Teknologi penangkapan ikan yang
semi canggih. Buatlah program pemberdayaan nelayan dengan membentuk kelompok
koperasi. Setiap kelompok koperasi ini diberikan bantuan kapal ikan yang
canggih seperti yang dicanangkan oleh pemerintah pusat melalui dinas
perikanannya. Lakukan monitoring dan alih Teknologi. Insyaallah akan
tercapainya efisien penangkapan ikan. Dan “bunuh” usaha para pengusaha ikan
yang mengoperasikan pukat pukat yang merusak ekosistem dan membatasi pencuri
ikan. Jika kita efisien menangkap ikan, maka kelangsungan ketersediaan ikan
dapat terjaga dengan baik hingga anak cucu nanti.
3. Memberikan penyuluhan sistem managemen
ekonomi Rumah tangga Nelayan
Mengapa nelayan dengan
pendapatan yang cukup besar tetapi tidak pernah kaya? Jawaban klasik adalah
system manajemen ekonomi rumah tangga yang kurang baik. Bagaimana tidak jika
musim ikan setiap hari nelayan hamper meraup uang sekitar 600 ribuan
(pengalaman saya ikut orang melaut). Nah, uang ini cukup besar, tetapi masih
saja nelayan kekurangan uang pada saat musim ikan susah. Tentunya masalah ini
tidak terjadi jika system management keuangannya benar. Untuk itu perlu
dilakukan pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat nelayan agar hal ini
tidak terjadi secara kontinu yang berakibat pada praktek KECANDUAAN kepada toke
yang berlanjut. Ajarkan praktek Investasi, Investasi pada pendidikan anak
mereka, Investasi pada tanah, pada asset asset lainnya. Jadi akan memperbaiki
ekonomi mereka untuk yang akan datang. Alhamdulillah, dari tahun ke tahun
masyarakat sudah sadar tentang pentingnya investasi masa depan.
Untuk Kali ini sekian dulu postingan dari saya, Mungkin dalam beberapa waktu kedepan saya akan melanjutkan tentang pandangan saya mengenai sektor sektor lainnya untuk pembangunan pulau Singkep. Jika ada kesalahan mohon di koreksi dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
Salam,
Alyuan Dasira
Putra Singkep
Salam sukses untuk Dabo dan putra-putrinya. By the way, saya percaya kok kalau Tuhan itu Maha Adil. Nice post.
BalasHapusterima kasih telah berkunjung, salam juga buat putra putri karimun,.
Hapussalam semangat dari saye
BalasHapussalam juge, semoge same same kite bise maju..aamiin
Hapuscume segini aje, mane sektor pertanian, sektor pariwisata, sektor budaya dsb...juge pola pikir nelayan harus diubah per-lahan2 hrs berubah dari nelayan tangkap menjadi nelayan budidaya..
BalasHapusulasan tentang sektor pertanian, pariwisata dan budaya ade di postingan diatas http://alyuandasira.blogspot.com/2014/02/strategipembangunan-masyarakat-dabo.html
BalasHapusiye, selain mengandalkan ikan tangkap, juge perlu dikembangkan mengenai budidaya, seperti rumput laut, gonggong, dll, akan tetapi perlu kajian yang mantap, untuk menentukan komoditi apa yang cocok.