Senin, 03 Februari 2014

STRATEGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DABO SINGKEP (Oleh: Alyuan Dasira, Putra Singkep)



Kita Sadar, Kita Bukanlah Kota Batam Yang Mempunyai Letak Geografis Yang Unggul, Kita Juga Bukan Provinsi Riau Yang Mempunyai Sumber Daya Alam Yang Melimpah, Tetapi Kita Punya Sumber Daya Laut Dan Sumber Saya Potensial Lainnya, Percayalah Karena Tuhan Maha Adil.”


sumber: www.googlemap.com
Dalam Blog saya yang sederhana ini, saya menulis tentang sedikit pandangan sebagai putra daerah Singkep pada perkembangan dan strategi pembangunan Dabo Singkep. Saya merupakan putra daerah asli Dabo singkep, tepatnya kampung telek yang sekarang menjadi desa Tanjung Harapan. Tulisan ini berdasarkan apa yang saya alami secara langsung, terutama pada pola perkembangan dan kharakteristik di Dabo Singkep. Jujur saja saya bukanlah orang yang mengerti sepenuhnya tentang politik, ekonomi, dan sosial. Oleh karena itu, tidak ada kajian dari buku buku tebal yang ditulis oleh professor dari universitas terkemuka.

Berbicara masalah strategi yang tepat, maka terlebih dahulu kita harus menganalisa lingkungan tempat dimana strategi itu akan diterapkan. Bukankah seorang pelatih sepakbola seperti Jose Mourinho terlebih dahulu harus menganalisa teamnya  sebelum menentukan pilihan strategi apa yang harus diterapkan?  Nah,  begitu juga dengan strategi pembangunan untuk masyarakat Dabo singkep. Terusa siapakah pelatihnya?, pelatihnya adalah kita semua sebagai masyarakat Dabo Singkep. 

Dalam mengambil langkah langkah strategi maka kita harus benar benar menganalisa aspek aspek apa aja yang berpengaruh secara langsung maupun tidak terhadap perkembangan daerah. Secara universal, Aspek-aspek tersebut antara lain: Sistem Kelembagaan/Pemerintahan, Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA), Letak Geografis, Sosial Budaya, pendidikan, dan banyak lainnya.
Dari aspek aspek ini kemudian kita coba untuk mempaparkan potensi potensi dan kekurangan apa aja yang kita miliki oleh pulau singkep.

Keunggulan (Potensi)
Adapun keunggulan atau potensi yang dimiliki oleh daerah pulau Singkep adalah:
  •   Daerah pulau Singkep dikelilingi oleh luasnya Lautan
  •  Daerah pulau Singkep memiliki daerah relative datar dan tanahnya subur cocok untuk pertanian
  • Daerah pulau Singkep dekat dengan Provinsi Jambi (sebelah tenggara), Provinsi  Riau (sebelah timur) dan Provinsi Bangka Belitung (sebelah barat daya) dan Provinsi Kalimantan Timur (sebelah barat).
  •  Daerah pulau Singkep kondusif dan aman
  • Tingginya motivasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan anggota keluarga
  • Adanya potensi objek wisata alam


Kelemahan (Hambatan)

Selain mempunyai potensi, tidak bisa dipungkiri juga kita mempunyai kelemahan kelemahan ataupun hambatan dalam berbagai aspek.    
  • Masih kurangnya pemanfaatan Akses jaringan informasi dan komunikasi nasional dan internasional
  • Pendapatan asli daerah rendah (PAD)
  • Etos dan disiplin kerja aparat pemerintahan untuk melayani masyarakat masih rendah
  •  Belum memiliki system informasi manajemen yang baik
  • Taraf pendidikan masyrakat dabo umumnya masih rendah
  •  Kelompok nelayan belum kuat dan mandiri sehingga belum berkemampuan membentuk pasar dan mengembangkan ketahap produksi
  •  Perhatian orangtua dalam menjaga pertumbuhan otak anak rendah (pengaturan gizi)
  •  SDM nelayan secara umum masih rendah
  • Pengembangan Teknologi penangkapan Ikan masih manual
  •  Kualitas tenaga pengajar SD dan SLTP masih rendah dan distribusi guru tidak merata
  • Pengelolaan dan pengembangan objek wisata kurang memadai
  • Disiplin dan kepedulian masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup dan menjaga kelestarian alam rendah
Dari factor factor inilah kita bisa menganalisa strategi apa yang tepat yang nantinya akan di terapkan untuk daerah ini. Semakin kita membandingkan dengan daerah lain yang sudah maju, maka semakin banyak kelemahan kelemahan yang kita dapatkan. Tetapi perlu kita ingat kita juga mempunyai potensi untuk bisa maju dan bahkan melebihinya. Untuk itu kita perlu mengevaluasi sampai dimana kita berada.
Berbicara tentang berkembangnya suatu daerah, maka ada satu pertanyaan dasar yang terselip,  Bagaimana suatu daerah bisa berkembang? berdasarkan paparan Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, suatu Negara untuk maju  dan berkembang membutuhkan 3 faktor yaitu, global entrepreneurship, global mindset, dan global citizenship. Hal ini sejalan dengan apa yang dipaparkan oleh Hatta radjasa mengungkapkan bahwa untuk menjadi daerah maju maka yang harus diperhatikan adalah sumber daya manusia (SDM), teknologi dan infrastruktur. Tentunya dari paparan pakar tadi kita dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk bisa berkembang dan maju maka kita membutuhkan, SDM yang unggul dan mempunyai pola pikir entrepreneurship dan global mindset, Teknologi dan infrastruktur.
Apakah kita bisa maju?, tentunya setiap orang bisa maju, tetapi kadang tidak tau caranya untuk maju dan sebagian lagi tidak mau untuk berubah. Untuk itu kita perlu mengevaluasi lagi sampai dimana kita saat ini.
Dibawah ini ada sedikit evaluasi dan paparan ide untuk kemajuan masyarakat pulau Singkep menjadi lebih baik. Tidak perlulah kita menyalahkan system yang telah ada, mencari kesaahan orang lain yang pada akhirnya akan menjadi permusuhan dan saling menjatuhkan. Yang diperlukan adalah rasa kebersamaan untuk saling mendukung demi tercapainya kemajuan di kampung kita bersama.  
  
STRATEGI PEMBANGUNAN

Untuk lebih spesifiknya saya membagi strategi pembangunan menjadi beberapa sektor potensial untuk dikembangkan dan sebagai bahan evaluasi terhadap apa yang telah kita capai saat ini. Antara satu sector dengan sekor lainnya saling menopang.

·         SEKTOR  PENDIDIKAN

sumber: evichandra.blogspot.com

Menurut saya sektor pendidikan sangatlah penting untuk memajukan suatu daerah. Bahkan boleh dikatakan sebagai ujung tombak perubahan. Pernahkah kita mendengar bahwasanya “Pendidikan adalah pemutus rantai kemiskinan”. Paparan itu sangat benar adanya. Dengan pendidikan orang dapat merubah nasibnya, nasib keluarganya bahkan nasib kampungnya mejadi lebih baik. Adapun beberapa ide tentang sektor pendidikan adalah sebagai berikut:

1.      Menyadarkan Masyarakat tentang pentingnya Pendidikan (Terutama pada masyarakat di Desa pelosok)

Masyarakat yang tinggal di desa desa pelosok (pulau-pulau) biasanya sangat tertutup dan masih kental tradisinya. Inilah mengapa kalau kita lihat di lapangan, hanya sedikit orang tua yang menyekolahkan anaknya baik di SD apalagi muluk muluk kuliah di perguruan tinggi. Bayangkan saja di kelas hanya ada 3 atau 4 orang murid saja. Itupun kalau hari tidak hujan. Kadang mereka lebih memilih untuk ikut orang tuanya kelaut. Bukan karena mereka tidak ada uang untuk sekolah, karena jelas jelas sekolah gratis. Tetapi mereka malas ke sekolah untuk belajar dan didukung lagi oleh kurangnya kesadaran orang tua untuk memaksakan anaknya untuk pergi kesekolah. Karena para orang tuanya juga melakukan hal yang sama sewaktu mereka kecil. Kalau begini, yang salah orang tuanya atau anaknya?. Jika hal ini terus dilakukan terus menerus, insyaallah desa itu tidak akan maju. Oleh karena itu kita perlu  
Terlepas dari itu semua, ada sedikit celah untuk kembali ke jalur yang benar. Salah satunya dengan teknik “Education as Prestige”, yaitu bagaimana nilai pendidikan ditanamkan sebagai suatu kebanggaan bagi keluarga. Sehingga masyarakat berlomba lomba untuk menyekolahkan anak anaknya setinggi tingginya. Sebagaimana membakar “pelite” tentunya kita perlu sumbu untuk memicu terjadinya api sekaligus sebagai media. Begitu juga dalam teknik ini, sumbu di analogikan sebagai tindakan membimbing anak anak pulau untuk sekolah dengan baik hingga tingkat SMA, kemudian di evaluasi dari siswa siswa yang potensial di pulau untuk diberikan beasiswa di perguruan tinggi ternama dinegeri ini. Kecendrungan masyarakat di daerah ini untuk selalu “GENGSI” dan “TAK MAU MENGALAH” sehingga melihat ada anak yang telah sukses kuliah di perguruan tinggi, timbul minat dari masyarakat untuk menyekolahkan anaknya. Inilah celah yang bisa kita gunakan. Tentunya pemerintah harus menyediakan guru guru yang berkualitas untuk membimbing.  Jika teknik ini berjalan insyaallah banyak perubahan yang kita liat kedepannya.

2.      Sumber daya guru yang berkualitas untuk anak SD

Memang tidak bisa dipungkiri, kita kekurangan sumber saya guru yang berkualitas. Bukan sumber daya guru. Lulusan guru banyak, tapi yang berkualitas dan berdedikasi untuk dunia pendidikan yang kurang. Banyak yang berdidikasi pada HONOR dan GAJI. Jadi tak heran, banyak yang mengeluh kalau ITENSIF nya tidak keluar dibandingkan dengan mengeluh pada KUALITAS anak didiknya.  
Untuk mendapatkan bibit SDM yang hebat maka kita harus menoleh pada system pendidikannya. Semakin hebat sistem pendidikannya, semakin canggih bibit SDM yang dihasilkan. Tentunya yang paling mendasar adalah SD (Sekolah Dasar). Mengapa SD, karena dari sinilah bibit SDM berasal. Perlu kita garis bawahi bahwa pendidikan itu adalah proses bukan hasil. Tujuan pendidikan itu ialah memproses siswa BODOH menjadi PINTAR. Bukan sebaliknya. Ya, mudah saja kalau mengajar orang pintar. Yang susahnya ialah mengajar yang bodoh menjadi pintar. Kalau menurut pandangan saya, semua berasal dari pola pembentukan karakter anak SD. Semakin pintar (pola pikir) anak SD maka kemungkinan besar dia akan sukses sampai ke SMA ataupun ke perguruan tinggi terlepas dari factor lingkungannya. Yang menjadi masalah adalah bukan pintar dalam hal “MENGHAPAL” tetapi pintar dalam hal pola pikir.
Oleh karena itu, Sekolah Dasar sendiri harus diajarkan oleh guru guru yang benar benar diseleksi yang mempunyai kualitas bagus yang bertujuan untuk menghasilkan anak didik yang pintar (pola pikirnya).. Ketika pola pikir seorang anak sangat kuat dasarnya maka untuk sekolah SMP dan SMA tinggal diasah dan pastinya nanti akana menjadi SDM yang luar biasa. Tetapi sejalan dengan penugasan guru guru yang berkualitas untuk anak anak SD maka sebagai imbalannya, guru guru ini mendapat tunjungan yang besar sesuai dengan indek kerjanya. Jadikan guru SD sebagai guru berGENSI dibandingkan guru guru lainnya. Dan untuk masuknya pun harus benar benar diseleksi. Tetapi praktek dilapangan berbeda, guru guru yang sanggup mengajar di SD apalagi yang ada dipelosok hanya guru kelas dua, dan honornya pun selalu miris. Inilah tantangannya.


3.      Pola Pendidikan yang berkesinambungan

Pola pendidikan berkesinambungan ini lebih tepatnya adalah bimbingan guru dalam menentukan masa depan anak didiknya. Ini lebih tepatnya di terapkan pada sekolah SMA. Perlu adanya guru yang membimbing masa depan bukan hanya sekedar melepas tanggung jawab ketika anak sudah lulus dari SMA. Bagaimana guru SMA bertanggung jawab dalam membimbing anak didiknya untuk dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. “SMA saja tidak cukup”.
Mungkin Itulah fungsi guru BK (Bimbingan Konseling), selama ini, saya juga mengalaminya di SMA, tidak ada guru yang bertanggung jawab mengetahui bakat, dan tujuan anak didik secara intensif. Misalnya saja si A ingin melanjutkan kuliah dia punya potensi tetapi dia tidak punya dana, tentu apa yang harus dilakukan?. Maka minat anak tersebut jika tidak dibimbing akan hilang. Padahal banyak jalan yang bisa digunakan untuk menyelamatkan nasibnya. Banyak beasiswa beasiswa, tetapi sayangnya guru seakan merasa tanggung jawabnya sudah selesai.   
Bandingkan dengan guru guru yang ada disekolah sekolah ternama di pulau jawa. Pihak sekolah sibuk untuk mendaftarkan siswanya mencari beasiswa di kampus kampus ternama, bahkan pihak sekolah rela membiayai guru BK nya untuk mencari informasi dengan mengikuti seminar yang diadakan pihak kampus untuk merekrut calon mahasiswa. Sudahlah mungkin “tidak fair”.
Pemerintah mungkin dari dinas pendidikan selayaknya memandang ini sebagai masalah pendidikan yang serius.  Mungkin sedikit solusi adalah dengan dibentuknya LSM yang menangani masalah ini. LSM ini mungkin saja difasilitasi oleh dinas pendidikan untuk menjalankan fungsi mencarikan beasiswa untuk siswa yang tidak mampu, menghubungkan pihak pengusaha yang ingin membantu, atau bahkan mendaftarkan beasiswa dengan mencari informasi di Internet. Kalau berbicara masalah SDM di dinas pendidikan saya rasa lebih dari cukup.

4.      Membangun Pendidikan Tinggi Yang berbasiskan Ekonomi dan Teknologi

Saat ini yang bisa mengecap pendidikan tinggi hanya anak anak orang kaya atau karena mereka beruntung. Sehingga pendidikan itu tidak merata, yang kaya akan semakin pintar dan menjadi kaya, sementara yang bodoh hanya semakin miskin. Untuk itulah kita sadar kita butuh system yang merubah ini. Untuk menekan biaya kuliah, maka kita harus mandiri yaitu dengan membangun sekolat tinggi di kampung kita sendiri. Sehingga biaya untuk kuliah akan semakin rendah dan tidak perlu untuk merantau keluar. Memang ide ini dirasa hanya angan angan, akan tetapi hidup semua berawal dari mimpi. Begitu juga dengan kemajuan kampung halaman.   

Hal ini diperlukan karena tidak semua siswa siswa yang tamat SMA/SMK/Madrasah mempunyai kesempatan untuk dapat menuntut ilmu keluar daerah. Ada karena factor ekonomi dan factor keluarga yang mendorong mereka untuk tetap tinggal di Dabo. Padahal mereka mempunyai potensi yang luar biasa. Untuk menanggani masalah ini idealnya di Dabo mempunyai Instansi pendidikan tinggi. Tak usah muluk muluk untuk memikirkan INSTITUT atau UNIVERSITAS ternama. Saya rasa cukup sekolah tinggi yang berbasis bisnis ekonomi dan Teknologi. Mengapa tidak SOSIAL POLITIK? yang dibutuhkan untuk maju adalah ekonomi bukan orang orang yang pandai berpolitik. Karena pada kenyataannya adalah POLITIK hanya menghabiskan uang dan bukan menghasilkan uang. Dengan adanya sekolah tinggi berbasis bisnis dan Teknologi insyaallah SDM kita akan menuju kearah lebih baik. Dengan pelan tapi pasti output SDM dari system pendidikan ini akan membuka mindsetnya dan syukur syukur akan menghasilkan lapangan dan peluang kerja. Bukan berpangku tangan untuk menjadi PNS maupun tenaga HONORER. Selain itu Teknologi juga penting untuk menopang kemajuan daerah. Dan itu tidak bisa dipungkiri lagi.

Tentu tidak bisa dipungkiri, ada aja alasan pesimis. Bagaimana dengan sumber daya dosennya? Memang kita butuh beberapa dosen yang mempunyai kualitas dan dedikasi yang tinggi untuk dunia pendidikan. Kita bisa memanfaatkan banyaknya putra putri dari Dabo singkep sendiri yang telah berhasil di daerah orang, bahkan status mereka lebih dari cukup untuk menjadi seorang dosen. Dengan semangat “Lokalisme” saya rasa tidak sulit untuk memanggil mereka untuk kembali maupun hanya sekedar berkontribusi. Kita bisa memanfaatkan pengusaha pengusaha yang telah berkecimpung dan sukses yang berasal dari dabo singkep untuk mengisi kuliah kuliahnya. Selama ini sekolah tinggi yang ada di Singkep/Lingga hanya untuk mencetak PNS dan tenaga HONORER saja. Saya yakin dalam 10 tahun mendatang dengan system ini maka singkep akan menjadi kota MAJU dan MANDIRI. 

·         SEKTOR PERIKANAN


sumber: wikimapia.com

Sektor perikanan merupakan sektor ujung tombak untuk masyarakat singkep ini sendiri. Potensi dari sektor ini sangat menjanjikan. Tetapi jika berbicara fakta di lapangan, tentunya jauh dengan apa yang diharapkan, bahkan menunjukkan 180 derajat bertolak belakang dengan data potensial yang ada di kertas. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Sangat sulit untuk mengupasnya, ini merupakan permasalahan yang komplek, yang menyangkut banyak faktor. Karena praktek ini telah dilakukan secara turun temurun dalam yang cukup lama.
Adapun ide yang dituangkan dalam strategi untuk kemajuan daerah pulau singkep terutama pada sektor perikanan ini adalah:

1. Merubah sistem praktek perikanan tangkap nelayan

Saya mempunyai pengalaman ikut berlayar menjaring ikan nelayan di desa Resang, Singkep barat. Banyak pengalaman yang saya dapatkan dari sana. Dan pada akhirnya, saya mengambil kesimpulan bahwa ada yang salah dengan sistem perikanan yang ada sekarang ini. Bagaimana tidak, nelayan yang sehari hari melaut bahkan bisa menghasilkan uang yang lumayan besar. Akan tetapi mengapa nelayan tidak bisa kaya. Akar masalahnya adalah adanya praktek “TOKE IKAN”. Masalah ini telah mengakar secara turun temurun, sehingga menyebabkan terjadinya ketidakmerataan kemakmuran di masyarakat nelayan.

Toke ikan semakin hari semakin kaya sementara nelayan semakin hari semakin miskin karena “KECANDUAAN” pada toke ikan. Mengapa saya mengatakan kecanduaan?, karena praktek di lapangan, toke ikan ini mengikat nelayan dengan iming iming uang pinjaman, beras, jaring dan fasilitas lainnya. Sebagai timbal baliknya, nelayan terikat untuk harus menjual ikan yang didapat ke toke ikan tersebut. Tentunya harga beli ikan ditentukan oleh para toke tersebut jauh dibawah harga beli pasaran. Dan nelayan karena telah “TERMAKAN BUDI” tanpa merasa dirugikan menjual ikannya ke toke tersebut. Toke toke ini menjual ikan yang ditampung dari nelayan ke luar negeri, seperti ke Singapura. Tentunya yang didapat adalah dolar singapura, jangan ditanya berapa perbandingan uangnya. Jadi tidak heran jika para toke ini mempunyai kapal sendiri untuk mengekspor ikannya keluar negeri.

Secara prosedur, tentunya ini praktek yang terlarang karena untuk mengekpor barang keluar harus melewati prosedur dari Bea cukai, Negara harusnya mendapat uang dari ini. Tetapi lagi lagi praktek “KKN” yang telah mendarah daging penyebabnya. Toke hanya membayar “SEDIKIT” ke oknum oknum bekingan tertentu. Uang ini kecil dibandingkan dengan yang harus dibayarkan toke jika melewati jalan lurus.
Bagaimana menyelesaikan masalah yang komplek ini?. Memang mengobati masalah yang berhubungan dengan “KECANDUAAN” butuh waktu dan kesabaran serta strategi yang tepat. Menurutnya saya cara yang tepat adalah dengan melibatkan berbagai dinas yang terkait. Dinas perikanan, dinas perdagangan, dan banyak laginya.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memutus praktek “TOKE” yang terjadi di lapangan. Caranya adalah dengan memberikan penjelasan ke masyarakat nelayan tentang buruknya praktek ini dimana mereka sebagai korbannya secara kontinu.  

Selain itu pemerintah melalui dinas perikanan membuat sistem distribusi dan pengolahan ikan. Salah satunya adalah dengan membuat tempat pelelangan ikan. Jadi sembari menyadarkan masyarakat, kita memberikan solusi yang real. Selain itu dinas perdagangan memikirkan bagaimana ikan ikan yang udah ditampung untuk dilakukan distribusi ke kota ataupun melakukan ekspor keluar negeri serta jika perlu memikirkan proses pengolahan ikan yang siap dikemas dalam bentuk produk lain. Misalnya memuat kerupuk, abon ikan, pengasapan ikan yang siap dijual dengan harga tinggi selain sebagai solusi pada penumpukan ikan saat musim ikan tiba. Untuk menjalankan sistem ini menurut saya pemerintah perlu membentuk BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) ataupun menggandeng pihak swasta jika tidak mampu.

Apa yang kita dapat jika sistem ini berjalan?  saya yakin nelayan akan semakin sejahtera karena harga jual ikan semakin tinggi dan tidak terikat dengan praktek balas budi lagi. Selain itu manfaat pun akan bertambah untuk pemerintah daerah, Pendapatan Asli Daerah akan bertambah, Tenaga kerja akan diserap. Banyak manfaat yang di didapat. Ini berdampak domino pada semua sektor. Daya beli masyarakat akan tinggi. Lebih lebih lagi harga ikan dipasar tidak melambung. Dan singkep akan terkenal dengan produk perikanannya. Masih banyak lagi potensi perikanan yang bisa kita kembangkan, salah satunya sebagai pendukung kuliner disektor pariwisata yang telah dipaparkan. Belum lagi berbicara dengan sumber daya perikanan selain perikanan tangkap.

      2. Membimbing pembangunan kapal nelayan yang canggih

Sudah saatnya kita merubah Teknologi pada kapal nelayan. Tidak usahlah berpikir muluk muluk seperti Negara Negara maju, seperti eropa, bahkan secara Negara saja kita kalah pada Teknologi kapal nelayan Negara Malaysia, Thailand, bahkan Vietnam. Jika kita harus jauh untuk Negara maka berbeda pula pokok bahasannya. Yang perlu sekarang kita pikirkan adalah bagaimana kita merubah diri kita dan kampung kita menjadi lebih baik. Mungkin tidak serumit merubah Negara ini. Dinas perikanan setidaknya mempunyai visi yang jelas tentang Teknologi kapal nelayan. Minimal dapat memberikan bimbingan pada pembuatan kapal nelayan yang memang selama dilakukan secara tradisional. Berikan penyuluhan bahwa baling baling apa yang cocok untuk setiap kapal. Sehingga secara efisiensi lebih terukur, dan dapat dipertanggungjawabkan, daripada membuat hanya berdasarkan tradisi. Jangan remehkan kapal nelayan, dengan berbeda sedikit saja tentang efisiensinya maka jika dikalikan dengan durasi operasional kapal nelayan tersebut berapa juta uang yang bisa kita selamatkan untuk satu kapal saja.

Selain itu, sudah saatnya lah nelayan kita diperkenalkan dengan Teknologi penangkapan ikan yang semi canggih. Buatlah program pemberdayaan nelayan dengan membentuk kelompok koperasi. Setiap kelompok koperasi ini diberikan bantuan kapal ikan yang canggih seperti yang dicanangkan oleh pemerintah pusat melalui dinas perikanannya. Lakukan monitoring dan alih Teknologi. Insyaallah akan tercapainya efisien penangkapan ikan. Dan “bunuh” usaha para pengusaha ikan yang mengoperasikan pukat pukat yang merusak ekosistem dan membatasi pencuri ikan. Jika kita efisien menangkap ikan, maka kelangsungan ketersediaan ikan dapat terjaga dengan baik hingga anak cucu nanti.  

       3. Memberikan penyuluhan sistem managemen ekonomi Rumah tangga Nelayan

Mengapa nelayan dengan pendapatan yang cukup besar tetapi tidak pernah kaya? Jawaban klasik adalah system manajemen ekonomi rumah tangga yang kurang baik. Bagaimana tidak jika musim ikan setiap hari nelayan hamper meraup uang sekitar 600 ribuan (pengalaman saya ikut orang melaut). Nah, uang ini cukup besar, tetapi masih saja nelayan kekurangan uang pada saat musim ikan susah. Tentunya masalah ini tidak terjadi jika system management keuangannya benar. Untuk itu perlu dilakukan pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat nelayan agar hal ini tidak terjadi secara kontinu yang berakibat pada praktek KECANDUAAN kepada toke yang berlanjut. Ajarkan praktek Investasi, Investasi pada pendidikan anak mereka, Investasi pada tanah, pada asset asset lainnya. Jadi akan memperbaiki ekonomi mereka untuk yang akan datang. Alhamdulillah, dari tahun ke tahun masyarakat sudah sadar tentang pentingnya investasi masa depan.


Untuk Kali ini sekian dulu postingan dari saya, Mungkin dalam beberapa waktu kedepan saya akan melanjutkan tentang pandangan saya mengenai sektor sektor lainnya untuk pembangunan pulau Singkep. Jika ada kesalahan mohon di koreksi dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Salam,

Alyuan Dasira
Putra Singkep

6 komentar:

  1. Salam sukses untuk Dabo dan putra-putrinya. By the way, saya percaya kok kalau Tuhan itu Maha Adil. Nice post.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih telah berkunjung, salam juga buat putra putri karimun,.

      Hapus
  2. Balasan
    1. salam juge, semoge same same kite bise maju..aamiin

      Hapus
  3. cume segini aje, mane sektor pertanian, sektor pariwisata, sektor budaya dsb...juge pola pikir nelayan harus diubah per-lahan2 hrs berubah dari nelayan tangkap menjadi nelayan budidaya..

    BalasHapus
  4. ulasan tentang sektor pertanian, pariwisata dan budaya ade di postingan diatas http://alyuandasira.blogspot.com/2014/02/strategipembangunan-masyarakat-dabo.html
    iye, selain mengandalkan ikan tangkap, juge perlu dikembangkan mengenai budidaya, seperti rumput laut, gonggong, dll, akan tetapi perlu kajian yang mantap, untuk menentukan komoditi apa yang cocok.

    BalasHapus