Cara
Menghitung Propeller(Baling- Baling) Kapal;
Kapal
dengan 1 Baling Baling Bisa dapat Speed sama dengan 2 Baling Baling
Study
Kasus Kapal Ikan/Kapal Nelayan
Oleh: Alyuan Dasira, S.T, M.Sc (08111039614)
Kali ini Bang kita akan
belajar bersama tentang aplikasi pemilihan Baling Baling untuk kapal. Tapi ini
sedikit lebih unik, Sebenarnya Ide Judul tulisan ini berasal dari pertanyaan
sederhana dari budak budak kampong sebelah, “Bang bagaimane seandainye kapal dengan 2 baleng-Baleng kite ganti
dengan 1 baleng baleng, apekah kecepatan kapalnye same ? dan macam mane ukuran baleng
balengnye kalau pakai 2 baleng baling dibandeng 1 baleng baleng?
Nah, Untuk menjawab
pertanyaan budak Kampong ni, Kita akan kasi sedikit ulasan. Aller!! On y va !!!
Baling Baling Kapal merupakan salah satu alat untuk mendorong kapal, prinsip kerjanya adalah dengan merubah wujud energy dari Penggerak (Mesin Kapal) menjadi gaya dorong (Thrust) yang arahnya searah kecepatan Kapal. Seperti hal nya ketika kita mendorong benda di media datar. Tentunya dengan sumber energy dari Nasi yang kita makan.
Sumber:
Laurens, Course propulsion @Ensta Bretagne, France
Tidak semua energy yang
dihasilkan mesin kapal 100% menjadi daya dorong kapal. Hanya sebagian saja. Dari
sisi baling baling kapal sendiri saja energy yang didelivery (Pd) ke
propellernya hanya menjadi 50 – 65% yang
balik menjadi daya dorong kapal. Sisanya 35-50% terbuang menjadi 3 jenis
energy, yaitu Frictional(energy yang dipengaruhi oleh gesekan/kasar-halus
permukaan propeller) , Rotational (Tip Vortex Current-energy Aliran berputar
diujung propeller), Kinetik ( energy kecepatan Aliran translasi). Inilah yang
disebut sebagai rugi rugi (Dasira, Laurens, 2013).
Sumber. Cover Background Facebooknya/Alyuan Dasira , (Simulasi Aliran Propeller (Alyuan, 2013)
Nah, dari gambar diatas
salah satu yang bisa kita lihat adalah aliran rotational yang dihasilkan dari
Putaran propeller (bentuk solid warna
kuning). Kalau untuk jauh kita bisa membuka buka rumus yang sedikit lebih
rumit..hehe..kembali Belajar sama sam tentang Aspek aplikasi saja ya..
To the point aja ya, untuk
memudahkan penjelasan, kita langsung kestudi kasus. Saya ambil contoh kapal Nelayan/Kapal
ikan imajinasi, Kapal A anggap saja
namanya “KM. Alyuan” dan Kapal B namanya “KM. Dasira. KM. Alyuan & KM.
Dasira punya Spec Panjang Kapal LPP : 30 Meter, lebar 9 meter, dan Draft 3,2 Meter, Dengan Displacement
Kurang lebih 650 Ton. Kecepatan ekonomis kapal adalah 9-9,5 Knots.
Dengan perhitungan tahanan Kapal (Resistance kapal) pada kecepatan 9,5 knots kurang lebih 46 kilonewton. Kapal ini akan didesain dengan Mesin Caterpillar atau Baudouin (Perancis)/ KM. Alyuan dengan menggunakan 1 Mesin 800 BHP/PK_1800 RPM sedangkan kapal KM. Dasira menggunakan 2 Mesin 400 BHP/PK_1800 RPM.
Dengan perhitungan tahanan Kapal (Resistance kapal) pada kecepatan 9,5 knots kurang lebih 46 kilonewton. Kapal ini akan didesain dengan Mesin Caterpillar atau Baudouin (Perancis)/ KM. Alyuan dengan menggunakan 1 Mesin 800 BHP/PK_1800 RPM sedangkan kapal KM. Dasira menggunakan 2 Mesin 400 BHP/PK_1800 RPM.
Pemiliknya, Bapak
Naufal Aldas (Imajinasi), pengin kapalnya sama sama dapat kecepatan 9,5 Knots
agar bisa mendapatkan hasil melaut yang maksimal. Beliau mengutarakan bahwasanya
kelebihan menggunakan 2 Mesin dibandingkan dengan 1 Mesin adalah dengan
menggunakan 2 Mesin ketika dalam perjalanan mesin 1 rusak, kapal tetap dapat
berjalan dan menuju kepelabuhan terdekat untuk perbaikan, serta bisa bongkar
muat untuk menyelematkan muatan ikannya yang Nilainya sejumlah “ 2-3 Miliar
Rupiah”. Sedangkan kalau 1 mesin, ketika mesinnya rusak kapalnya berhenti
beroperasi dan ada potensi ikannya akan busuk dan uangnya akan hilang 2- 3
Miliar Rupiah.
“Bang, kalau muatan kapal saya itu bisa 2-3 Miliar Rupiah, coba Abang hitung sendiri, harga ikan kembung Rp 15.000, per kg, sedangkan kapal saya itu bisa muat kurang lebih 200-300 ton ikan sekali berlayar, nah kalau mesinnya rusak bagaimana Bang ? Apa saya ngak rugi Bang?, Ujarnya dengan nada sedikit khawatir.
“Bang, kalau muatan kapal saya itu bisa 2-3 Miliar Rupiah, coba Abang hitung sendiri, harga ikan kembung Rp 15.000, per kg, sedangkan kapal saya itu bisa muat kurang lebih 200-300 ton ikan sekali berlayar, nah kalau mesinnya rusak bagaimana Bang ? Apa saya ngak rugi Bang?, Ujarnya dengan nada sedikit khawatir.
Oleh karena itu,
Muncullah ide dengan bangun kapal 2 Mesin dengan 2 Propeller. Sebelum
membangun, Makanya pemilik kapal berkonsultasi. Bang Coba hitungkan berapa ukuran propellernya agar dapat kecepatan
yang sama ?.
Selain itu, karena
masalah menyelamatkan muatan, masalah adanya pemilihan 2 propeller muncul
karena terbatasnya Draft kapal untuk pemasangan baling baling yang berdiameter
besar. Dalam studi ini kita hanya menghitung berapa diameter jika menggunakan
dua baling baling, dengan baling baling Pitch/D , Area Ratio, dan Rake serta Jumlah
Daun yang sama.
Okey. Kita hitung ya…ini Gambarannya Bang ....biar mudah dibayangkan
D = Diameter Kapal KM. Alyuan dengan 1 Baling Baling
d = Diameter kapal KM. Dasira dengan 2 Baling- Baling
Inti
dari kecepatan yang sama adalah untuk Kapal dengan ukuran yang sama adalah
Thrust (T) yang sama, walaupun dengan Propeller yang berdiameter berbeda.
Jika
Propellernya kondisinya sama,
Maka
nilai J (= Va/ND) Dan KT (Coef Thrust) nya sama
Jadi, (J = Va /ND = Va/nd)…..(1)
Dimana,
Va =
Kecepatan Advance,
N =
Putaran propeller (Putaran Mesin dibagi sama Ratio Gearbox)
D =
Diamater propeller KM. Alyuan (1 baling)
d =
Diamater propeller KM. Dasira (2 Baling)
Jadi, (ND
= nd)
Selain itu, T (Thrust) nya harus
sama ,
Maka T
= KTPN2D4=
KTPn2d4
……(2)
P = Rho (Mass jenis Air Laut)
(Masih Ingatkan dengan Rumus T
???). Ini mata kuliah Desain 2 , hehe
KTPN2D4= 2 KTPn2d4……….(3)
(yang persamaan kiri adalah dengan menggunakan
2 Baling- Baling, maka muncul angka 2).
Selanjutnya Kita Turunkan lagi
persamaan diatas menjadi; karena J nya sama maka ND = nd sehingga kita hilangkan/Coret
(ND)2D2=
2(nd)2d2……..(4)
D2 =2d2…………..(5)
d/D = 1/ (1 / akar 2)…….(6)
Sehingga Muncul persamaan akhir;
d = D/ …….(7)
Nah, Dalam Case ini, Baling baling yang Besar Punya diameter D =
72 inch, Maka dengan menggunakan 2 Propeller kita bisa menggunakan; d = 72/
Maka didapat d = 51 Inch. Jadi dengan 2 baling baling kita bisa
menggunakan diameter 51 inch.
Nah, Untuk Putaran propeller (Gearbox rationya) diameter
KM. Dasira bisa kembali kita hitungkan dengan rumus persamaan J
Note : Pendekatan Empiris ini mendekati hasil simulasi
yang penulis dapatkan, (Propeller RPM/Gearbox Ratio menyesuaikan dengan rumus
Persamaan J)
Simulasi Power vs Speed Kapal dengan 1 mesin (800 PK) & Baling baling (Diamater 72 inch)